Komoditas yang naik harganya antara lain bawang merah, jengkol, minyak goreng, anggur, hingga rokok.
"Penurunan harga yang lumayan tajam untuk komoditas dominan menyebabkan terjadi deflasi untuk kelompok bahan makanan. Tapi yang perlu dijaga ke depan adalah harga bawang merah dan buah-buahan yang masih naik. Kemudian beberapa komoditas yang berikan sumbangan inflasi seperti nasi dan lauk pauk, ayam goreng, rokok kretek dan rokok filter," kata Kepala Badan Pusat Statistik, Kecuk Suharyanto, di Gedung BPS, Jakarta, Senin (3/4/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau dilihat, komoditas dominan yang menyebabkan inflasi adalah penyesuaian tarif listrik dengan andil 0,05%. Diketahui seluruh pelanggan PLN yang sebabkan inflasi adalah pelanggan 900 VA nonsubsidi hanya untuk yang prabayar dengan presentase 12,26% dari keseluruhan pelanggan," ungkapnya.
Selain itu, ada pula kelompok sandang yang mengalami inflasi 0,18%, kesehatan inflasi 0,21%, dan pendidikan terjadi inflasi 0,08%.
"Memang selama ini ada dugaan penyesuaian tarif listrik untuk RT nonsubsidi 900 VA tak mampu menetralisir. Namun dari angka ini, penurunan harga makanan yang lumayan dalam mampu menekan penyesuaian tarif listrik 900 VA dan kenaikan jenis BBM Pertamax 92 dan Pertamax," tukas Suharyanto. (wdl/wdl)











































