Banyak pihak yang tepuk tangan atas catatan tersebut, khususnya para pelaku pasar modal. Selain itu pasar modal juga dianggap menjadi cerminan kondisi perekonomian lantaran sebagai wadah investasi serta arus masuk dan keluarnya dana asing.
Namun menurut salah satu pengusaha nasional, Chairul Tanjung (CT), catatan itu tidak mencerminkan kondisi perekonomian nasional secara utuh. Sebab meroketnya pasar modal tidak sejalan dengan terpuruknya pasar tradisional.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut pria yang petrnah menjabat sebagai Menteri Koordinator Perekonomian itu, kondisi yang berbanding terbalik antar kedua jenis pasar itu membuktikan bahwa jurang ketimpangan di Indonesia masih sangat besar.
"Pasar Tabah Abang terus turun sementara bursa cetak rekor, jadi ini salah satu bukti ketimpangan yang nyata," imbuhnya.
Jika pasar modal terus berkembang dan pasar tradisional terus tertinggal maka pertumbuhan ekonomi hanya akan bisa dirasakan oleh kalangan menengah ke atas.
"Bahwa terjadi akumulasi aset kapital kepada penguasa kapital itu sendiri. Jadi semakin lama semakin besar. Ini keniscayaan," pungkasnya. (ang/ang)