Mendag Kumpulkan Para Konglomerat Sawit, Ini yang Dibahas

Mendag Kumpulkan Para Konglomerat Sawit, Ini yang Dibahas

Muhammad Idris - detikFinance
Senin, 17 Apr 2017 14:52 WIB
Foto: Dana Aditiasari
Jakarta - Produk sawit Indonesia tengah jadi sorotan. Dalam sebuah resolusi yang dikeluarkan Parlemen Uni Eropa (UE), komoditas andalan ekspor Indonesia ini dikaitkan dengan isu pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM), korupsi, pekerja anak, dan penghilangan hak masyarakat adat.

Menteri Perdagangan (Mendag), Enggartiasto Lukita, hari ini menggelar pertemuan dengan pimpinan perusahaan-perusahaan besar kelapa sawit. Pertemuan tersebut dilangsungkan untuk mengonsolidasikan data-data industri sawit untuk menindaklanjuti resolusi parlemen Uni Eropa itu.

Ada beberapa pengusaha yang hadir dalam pertemuan selama kurang lebih sejam tersebut yakni taipan Rajawali Group Peter Sondakh, Franky Wijaya dari Sinarmas Group, dan Franciscus Welirang dari Salim Group.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kemudian Managing Director Asian Agri Kelvin Tio, Chairman Musim Mas Group Bachtiar Karim, Komisaris Wilmar Group Tumanggor, Komisaris Sampoerna Group Soetjahjono Winarko, CEO Triputra Agro Persada Arif Rachmat, CEO Harita Group Gunawan Lim, dan Direktur Utama PT Astra Agro Lestari, Widya Wiryawan.

Mendag Kumpulkan Para Konglomerat Sawit, Ini yang DibahasFoto: Muhammad Idris


Usai pertemuan tertutupnya dengan pengusaha selama kurang lebih sejam tersebut, Enggar menuturkan, para konglomerat tersebut memberikan masukan dan langkah-langkah yang perlu diambil menghadapi situasi yang terjadi pada produk sawit di Eropa tersebut.

"Ada dua isu besar, pertama bagaimana hadapi berbagai tuduhan baik dari Parlemen Eropa dan berita lainnya. Kita persiapkan data yang bisa jadi masukan untuk diambil langkah berikutnya oleh pemerintah," kata Enggar di Kemendag, Jakarta, Senin (17/7/2017).

Mendag Kumpulkan Para Konglomerat Sawit, Ini yang DibahasFoto: Muhammad Idris


Sementara hal lain yang dibahas, menurut Enggar, yakni terkait kebijakan pemerintah memastikan harga minyak goreng bisa tetap stabil di pasar, yakni sesuai dengan Harga Eceran Tertinggi (HET) sebesar Rp 11.000/liter, untuk minyak goreng kemasan sederhana.

"Kedua soal minyak goreng untuk masyarakat banyak. Kita ada kesepakatan yang efektif berlaku 10 April lalu, bahwa 3 komoditas dengan harga eceran tertinggi, salah satunya minyak goreng," terang Enggar. (idr/wdl)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads