Tjahjo mengatakan, pemerintah pusat dan daerah hrus bersinergi dalam program pembangunan daerah. Selain itu, proyek juga harus direncanakan dengan matang, fokus sesuai dengan fungsi dan perencanaan di APBN. Ia mencontohkan soal pembangunan terminal bus di sekitar Pos Lintas Batas Motaain. Terminal bus tersebut megah dan bagus, tetapi tidak ada bus yang masuk.
"Contoh lainnya ini kayak di Pidie Jaya, itu masak membuat jalan jembatan megah tapi masalahnya ini membuat jembatan tapi di bawahnya tidak ada sungai. Ini untuk supaya anggarannya besar saja, ini kan salah perencanannya," kata Tjahjo, di Hotel Borobudur, di Jl Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, Selasa (18/4/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Kemudian, pembangunan di daerah juga harus melibatkan sejumah pihak, bukan hanya jajaran gubernur hingga kepala desa, tetapi melibatkan juga TNI, Polri, masyarakat suku dan agama, dan lainnya.
"Karena bagaimana lewat Musrenbang ini merencanakan Program kerja baik di tingkat II dan I, kemudian memastikan anggarannya darimana dan memastikan pelaksanaan itu harus selesai, dan melakukan evaluasi," ujarnya.
Tjahjo juga meminta agar ada keterpaduan sinergi konektivitas antar provinsi di Kalimantan terpadu mulai dari jalan darat, laut, dan udara. Yang terpenting, menurutnya ketersediaan data yang akurat dibutuhkan untuk menganggarkan proyek.
![]() |
Serta memetakan dengan detil mana daerah yang rawan bencana dan apa yang menjadi proyek prioritasnya dan memperhatikan regulasi. Yang terakhir, ia menegaskan Pemda harus memfokuskan program prioritas yang akan dibangun Pemda.
"Fokus itu cuma 1, 2 atau paling banyak 3 program karena kalau tidak fokus. Itu ada pendekatan yang tematik, sparsial, holistik artinya menyeluruh karena perencanaan meliputi semua aspek. Jangan lihat aspek ekonomi saja tapi sosial budayanya juga tematik, jelas," imbuhnya. (wdl/wdl)