Turunkan Harga Sembako di Gunung, Jokowi Bangun 'Jembatan Udara'

Turunkan Harga Sembako di Gunung, Jokowi Bangun 'Jembatan Udara'

Eduardo Simorangkir - detikFinance
Kamis, 20 Apr 2017 19:48 WIB
Foto: Elza
Lombok - Usaha pemerintah untuk menurunkan tingkat disparitas harga kebutuhan pokok antar wilayah membutuhkan dukungan integrasi angkutan logistik antar moda. Meski telah memiliki tol laut, namun guna menjangkau tujuan hingga ke wilayah pedalaman atau pegunungan, pemerintah kini mencanangkan program angkutan logistik melalui udara atau disebut dengan 'jembatan udara'.

Jembatan udara akan dilakukan di daerah Papua, dengan beberapa lokasi pelabuhan laut yang dapat dijadikan sebagai hub jembatan udara, yakni Timika, dengan prioritas tujuan pusat distribusi barang ke Wamena dan Yahukimo.

Kasubdit Angkutan Udara Niaga Tidak Berjadwal dan Bukan Niaga Ditjen Perhubungan Udara Kemenhub Ubaedillah menjelaskan, program jembatan udara menjadi penting karena harga-harga di wilayah pegunungan tetap sama apabila logistik tetap dilakukan melalui darat hingga pegunungan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Untuk perhubungan udara, kita punya program namanya jembatan udara. Jembatan udara ini kira konsentrasikan pada daerah Papua," katanya dalam paparan pada acara Lokakarya Kementerian Perhubungan, di Hotel Aruna Senggigi, Lombok, Kamis (20/4/2017).

Realisasi pelaksanaan jembatan udara sendiri saat ini masih menunggu payung hukumnya, agar memiliki mekanisme yang jelas serta koordinasi dengan Kementerian/Lembaga, Pemda dan instansi terkait. Payung hukum yang akan dilakukan lewat Peraturan Presiden, diharapkan dalam waktu sebulan ke depan akan ditandatangani.

"Hal itu akan kita dapatkan nanti melalui Peratiran Presiden yang sebentar lagi akan ditandatangani oleh Presiden," tutur dia.

Program jembatan udara sendiri terdiri dari angkutan udara perintis kargo, yang menggunakan pesawat di bawah 30 tempat duduk dan khusus melayani penerbangan dari Ibu Kota Kabupaten ke wilayah distrik atau cakupan. Adapula subsidi angkutan udara kargo, yang menggunakan angkutan udara khusus kargo dengan menggunakan pesawat berbadan besar sekelas Boeing 737 Freighter dengan kapasitas maksimum 14 ton per penerbangan.

"Ini yang terutama membutuhkan Perpres, bisa kita lihat di mana yang akan disubsidi angkutan udaranya, dan apa saja jenis barangnya," ungkapnya.

Pada tahun ini, total rencana akan ada 11 rute yang akan masuk dalam program jembatan udara lewat angkutan udara perintis kargo, dengan anggaran sebesar Rp 22 miliar (pagu APBN 2017). Dengan adanya angkutan udara perintis kargo ini, diharapkan dapat mendukung penurunan harga komoditas seperti sembako di daerah pedalaman.

"Penurunan memang tidak semata-mata dari angkutan. Perlu peran aktif Pemda setempat mulai dari usulan perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi bagaimana Pemda dapat membangkitkan kawasan distrik menjadi lebih produkti. Jadi ke depan, terdapat muatan balim dari kawasan distrik ke kota kabupaten," pungkasnya. (dna/dna)

Hide Ads