Jokowi: Sekarang Kalau di China Bayar Cash Ditertawakan

Jokowi: Sekarang Kalau di China Bayar Cash Ditertawakan

Ardan Adhi Chandra - detikFinance
Rabu, 26 Apr 2017 12:17 WIB
Foto: Ardan Adhi Chandra
Jakarta - Perubahan yang terjadi di dunia begitu cepat. Persaingan dari sisi global maupun regional tampak semakin sengit. Indonesia pun harus mampu terlibat sekaligus memenangi pertarungan tersebut.

Demikian disampaikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat membuka Musrenbangnas 2017 di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, Rabu (26/4/2017).

Jokowi mencontohkan dengan perkembangan yang terjadi di China. Sekarang pembayaran tunai alias cash sudah hampir tidak pernah dilakukan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kalau ke China bayar cash ditertawakan. Pakai credit card saja sudah diketawain. Kalau masuk mal ditanya, credit or mobile. Jadi pakai handphone (HP). Tentunya diminta akun di perbankan kita, langsung ketarik berapa juta belanja kita," terangnya.

Baca juga: Di China, Belanja di Kaki Lima Sudah Tak Bayar Cash

Bagi Jokowi, sulit bagi Indonesia untuk bisa terlibat, apalagi menang dalam persaingan bila sampai sekarang masih banyak rutinitas tak produktif masih dijalankan.

"Kalau masih berputar dengan rutinitas, berputar mengulang-ngulang, sampai kapan kita akan bicara Tesla, Ali T. Kapan kita mau ke sana. Ikutilah hal seperti ini," imbuhnya.

Cara yang paling tepat sekarang, menurut Jokowi adalah dengan mengundang investor. Tugas pemerintah memberikan kepastian hukum agar investasi bisa direalisasikan dengan cepat.

"Globalisasi berarti investor sekarang punya banyak pilihan. Dia nggak suka masuk Indonesia, masuk Myanmar ada, Thailand ada, Malaysia saja. Dalam satu dua detik pindah ke negara lain karena pelayanan dan kepastian hukum kita yang berubah. Ini yang harus diubah kalau tidak ingin ditinggal negara lain," papar Jokowi.

"Investasi itu sangat dinamis sekarang ini. Dan investor selalu membandingkan antara satu negara dengan negara lain. Kalau nggak jadi investasi di Indonesia, bukan berarti nggak jadi investasi. Dia investasi di Vietnam, Thailand, Myanmar yang lebih memberikan kenyamanan," tandasnya. (mkj/mkj)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads