Darmin: Kita Berhasil Belokkan Ekonomi RI dari Arah Perlambatan

Darmin: Kita Berhasil Belokkan Ekonomi RI dari Arah Perlambatan

Ardan Adhi Chandra - detikFinance
Kamis, 27 Apr 2017 12:05 WIB
Foto: Rengga Sancaya
Jakarta - Menko Perekonomian Darmin Nasution memamerkan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang positif di tengah perlambatan ekonomi dunia. Perlambatan ekonomi dunia yang sudah dirasakan sejak 2011 hingga 2015 kemarin, Indonesia bisa mendongkrak pertumbuhan ekonominya menjadi salah satu yang tertinggi di dunia, di bawah India dan China.

"Kita berhasil membelokan arah perlambatan ekonomi kita yang sudah mulai 2011, 2012 sampai 2014 dan 2015 adalah bottom kemudian di 2016 mulai naik kembali. Itu mestinya kita syukuri karena kebanyakan ekonomi dunia tidak bisa balikan itu pada 2016," jelas Darmin dalam Peluncuran Buku Laporan Perekonomian Indonesia 2016 di Gedung Thamrin BI, Jakarta Pusat, Kamis (27/4/2017).

Di 2016 lalu, pertumbuhan ekonomi tercatat membaik ke level 5,02% dibandingkan 2015 4,79%. Selain itu, inflasi juga berhasil terjaga di level 3,02%.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tumbuh positifnya ekonomi Indonesia tahun lalu juga diikuti oleh turunnya tingkat pengangguran dan kemiskinan. Rasio gini juga tercatat turun menjadi 0,394. Angka ini menurun sebesar 0,003 poin jika dibandingkan dengan Gini Ratio Maret 2016 yang sebesar 0,397.

"Di dalam khazanah ekonomi makro, namanya pertumbuhan ekonomi kualitasnya baik," tutur Darmin.

Perbaikan tersebut, lanjut Darmin, tidak terlepas dari pembangunan infrastruktur yang masif. Manfaat pembangunan infrastruktur di berbagai daerah ikut mendongkrak pertumbuhan ekonomi.

"Satu adalah pembangunan infrastruktur itu jelas sekali dan menyebar di berbagai sektor di seluruh nusantara," tutur Darmin.

Ke depan, pembangunan infrastruktur akan terus digenjot. Alternatif pembiayaan infrastruktur pun tidak semuanya berasal dari APBN, melainkan bisa dilakukan dengan melibatkan swasta dan BUMN.

"Kita harus desain lebih jelas dengan melibatkan private sector juga BUMN, karena ini sudah terlambat jauh sekali," kata Darmin.

Selain itu, kemudahan dalam berusaha juga terus diperbaiki. Darmin menargetkan bahwa peringkat kemudahan usaha atau ease of doing business Indonesia yang saat ini berada di level 96 ditargetkan melampaui Vietnam.

"Ease of doing business kita masih 96, kita masih fight terus soal itu. Fight bagaimana lewati Vietnam, kira-kira itu aja indikasinya," ujar Darmin.

Salah satunya adalah menyederhanakan perizinan dalam perdagangan ekspor dan impor. Darmin menyebutkan saat ini masih ada peraturan yang tumpang tindih sehingga menghambat pengusaha dalam melakukan perdagangan internasional. "Caranya paling utama adalah single risk management," tutup Darmin. (mkj/mkj)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads