Dilepas Jokowi dan Duterte, Kapal Ro-Ro Filipina Tiba di Bitung

Dilepas Jokowi dan Duterte, Kapal Ro-Ro Filipina Tiba di Bitung

Arif Ikhsanudin - detikFinance
Selasa, 02 Mei 2017 15:10 WIB
Foto: Arief Ikhsanudin/detikcom
Bitung - Kapal Rol On Rol Off (Ro-Ro) dari Davao/General Santos ke Bitung, Sulawesi Utara berlabuh di Pelabuhan Samudera, Bitung. Ro-Ro tersebut secara simbolis diberangkatkan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi), dan Presiden Filipina Rodrigo Duterte pada 30 April 2017.

Kapal ini bernama Super Shuttle Roro 12, sampai di Bitung pada Senin(1/5) malam. Namun, ada acara seremonial berlabuhnya kapal di Pelabuhan Samudera Bitung.

Pantauan detikcom, Selasa (2/5/2017) Kapal dengan panjang 148 meter dan lebar 20,75 meter itu disambut meriah oleh Pemerintah Kota Bitung dan Provinsi Sulawesi Utara. Kapten kapal Nestor F. Cudera dikalungi bunga saat turun dari kapal.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kapten Kapal Ro-Ro Davao-BitungKapten Kapal Super Shuttle Roro 12 disambut Foto: Arief Ikhsanudin/detikcom

Kapal Ro-Ro tersebut muat 500 kontainer namun, hanya 50 truk kontainer yang ada di dalam. Truk-truk tersebut turun dari atas kapal. Karena Ro-Ro mengangkut kendaraan, tidak ada alat bantu bongkar muat kontainer.

Dengan dibukanya jalur Davao-Bitung, diharapkan Kota Bitung bisa tumbuh dan berkembang. Hal itu disampaikan oleh Walikota Bitung, Maximiliaan J. Lomban.

"Akan meningkatkan hubungan sosial ekonominya Indonesia dengan Filipina. Akan menurunkan biaya logistik, dan meningkatkan bisnis perdagangan, investasi, wisatawan dan kesempatan kerja, dan meningkatkan pendapatan daerah," ujar Lomban, dalam sambutannya, di Pelabuhan Samudera, Selasa (2/5/2017).

Pembukaan jalur memang lebih menguntungkan dari segi waktu. Jarang tempuh bisa dipotong drastis jika harus ke Jakarta atau Surabaya terlebih dahulu.

"Rute Bitung-Davao hanya membutuhkan waktu tempuh 1 sampai 2 hari. Hal ini tentunya jauh lebih singkat dibandingkan dengan rute Bitung-Surabaya atau Jakarta-Davao, yang membutuhkan waktu 1 sampai 2 minggu," ujar Direktur Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan, A. Tonny Budiono.

Acara penyambutan Kapal Ro-Ro Davao-BitungAcara penyambutan Kapal Super Shuttle Roro 12 Davao-Bitung Foto: Arief Ikhsanudin/detikcom

Pemerintah Filipina pun berharap pembukaan jalur ini bisa mempererat hubungan Indonesia dengan Filipina. Terutama hubungan perdagangan antar Indonesia dengan Fillipina.

"Dengan kapal Roro ini dapat tingkatkan perdagangan antar wilayah di Asia. Ini akan menjadi dasar pelayaran dan perdagangan yang akan dimulai tahun ini," ujar perwakilan Menteri Perhubungan Filipina, Filipe E. Judan.

Isi Kapal Ro-Ro

Kapal Ro-Ro akan berangkat kembali ke Filipina malam ini. Namun, barang dari Indonesia belum ikut ke Filipina. Rencananya, dua minggu lagi, kapal tersebut akan datang kembali ke Bitung.

"Biasanya satu bulan baru sosialisasi. Kemudian ada langkah aktif perdagangan. Ini, pembeli siapa, penjual siapa belum ketahuan," ujar Direktur Utara Pelindo 4, Doso Agung, kepada wartawan saat dikonfirmasi secara terpisah.

Kapal Super Shuttle Roro 12Kapal Super Shuttle Roro 12 Foto: Arief Ikhsanudin/detikcom


Bitung memiliki produk unggulan seperti kelapa, dan semen yang rencananya akan dikirim ke Filipina. Kelapa sudah di ekspor ke Thailand, melalui Makasar.

"Kelapa, Ke Thailand mengirim 100 kontainer. Kalau perdagangan Filipina membutuhkan, kami akan sampaikan kesana," ujar Doso.

Namun, pemerintah provinsi optimis bisa mengisi Ro-Ro penuh dengan muatan. Hal ini disampaikan oleh Gubernur Sulawesi Utara, Olly Dondokambey.

Kapal Super Shuttle Roro 12Kapal Super Shuttle Roro 12 Foto: Arief Ikhsanudin/detikcom

Hal tersebut pernah dia sampaikannya kepada Presiden Joko Widodo saat menemani pertemuan dengan Duterte. Menurut Olly, saat itu presiden bertanya kepada dirinya, apakah pihak pemerintah daerah sanggup mengisi kapal tersebut.

"Barang ada saja masuk. Syaratnya, didukung penuh oleh Kementerian Perdagangan. Kalau hanya dengan Kementerian Perhubungan, tidak jalan ini kapal," ujar Olly (hns/hns)

Hide Ads