Ketua Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin), Rosan Roeslani, sudah memperkirakan pertumbuhan ekonomi kuartal I-2017 bakal lebih baik dibandingkan dengan kuartal yang sama periode sebelumnya. Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I-2016 mencapai 4,92%.
"Perkiraan kuartal pertama tahun 2017 ini lebih baik dibandingkan kuartal yang sama pada periode sebelumnya. Mudah-mudahan, kalau saya punya keyakinan di atas 5%" kata Rosan kepada detikFinance, Jakarta, Kamis (4/5/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Mestinya sih lebih baik, karena harga-harga komoditas juga sudah lebih membaik. Mudah-mudahan ada kontribusi dari ekspor kita juga dalam pertumbuhan ini," terangnya.
Baca juga: Ekonomi RI Tumbuh 5,01% di Kuartal I-2017 |
Selain itu, pembangunan infrastruktur yang saat ini terus dilakukan juga menandakan belanja pemerintah yang semakin baik. Ditambah laju inflasi yang dapat terjaga dan membuat daya beli masyarakat juga ikut meningkat. Dari data BPS, inflasi pada April 2017 sebesar 0,09%. Secara tahun kalender, inflasi mencapai 1,28% dan secara tahunan (year on year/yoy) sebesar 4,17%.
"Proyek infrastrukturnya juga berjalan. Daya beli masyarakat juga terjaga selama ini dan tentunya investasi terus berjalan sebagai salah satu pendorong perekonomian," tuturnya.
Secara terpisah, Ketua Tim Ahli Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Sutrisno Iwantono, mengatakan pertumbuhan ekonomi juga dilihat dari sisi distribusi secara sektoral. Menurutnya, sektor-sektor yang kurang mengalami pertumbuhan saat ini ialah berkaitan dengan kelompok-kelompok usaha kecil.
"Pertumbuhan ekonomi dilihat dari dua sisi, yang pertama dari sisi produksi, artinya sektor-sektor apa yang menyumbang produksi. Ritel itu kurang bagus dari sisi produksinya. Tetapi yang kedua dilihat dari sisi permintaan, siapa sih yg sebenarnya meminta itu? Itu kan dari goverment, konsumen, investasi, atau ekspor-impor," jelasnya.
"Saya khawatirnya di sektor-sektor itu mengalami penurunan sehingga rillnya daya beli dari masyarakat itu menurun. Karena pertumbuhan yang sifatnya makro harus dilihat dari sisi distribusinya," sambung dia.
Dia mengatakan, pertumbuhan ekonomi yang tinggi tidak serta-merta menjamin pemerataan ekonomi di semua sektor. Maka itu, dirinya juga memperkirakan pertumbuhan ekonomi kuartal pertama tahun ini hanya berada di kisaran 5%-5,1%.
"Karena tergantung dari di sektor mana yang merasakan. Ini mencerminkan bahwa bisa saja pertumbuhan itu bagus tapi dari sektor-sektor, pengusaha, atau kelompok berpenghasilan tinggi. Sedangkan kelompok berpenghasilan rendah tidak mengalami kemajuan," tuturnya. (ang/ang)