Di KTT Jalur Sutera RI Akan Tawarkan Proyek Pelabuhan Hingga Kilang

Di KTT Jalur Sutera RI Akan Tawarkan Proyek Pelabuhan Hingga Kilang

Citra Fitri Mardiana - detikFinance
Kamis, 11 Mei 2017 18:55 WIB
Foto: Citra Fitri Mardiana/detikFinance
Jakarta - Pekan depan Indonesia akan menghadiri konferensi tingkat tinggi (KTT) One Belt One Road (OBOR) 14-15 Mei di Beijing, China. Dalam pertemuan tersebut pemerintah akan menawarkan sejumlah proyek strategis.

Pada bidang transportasi, pemerintah akan menawarkan proyek pelabuhan hub internasional Kuala Tanjung di Sumatera Utara dan Bitung di Sulawesi Utara.

"Kalau dari saya kita mengembangkan dua internasional port hub di Kuala Tanjung dan Bitung. Dan itu diikuti beberapa proyek keretapi dan pengembangan properti yang lain," ujar Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi di Kantor Kemenko Maritim, Jakarta Pusat, Kamis (11/5/2017).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam kesempatan yang sama Menteri Koordinator Kemaritiman, Luhut Panjaitan, menjelaskan, proyek pelabuhan akan diikuti dengan pengembangan proyek kereta api terkoneksi. Menurutnya, nilai investasi untuk proyek transportasi tersebut sekitar US$ 1,5 miliar.

Baca juga: RI Bakal Tawarkan Proyek Infrastruktur Rp 465 T di KTT Jalur Sutera

"Nah kita kombinasikan dengan sekarang jalan kereta api koneksikan disitu. Sampai ke Danau Toba sampai ke Duri, Dumai, pekanbaru. satu area semua itu. agar semua terkoneksi lah. Kemudian yang di Manado, sedang kita lakukan supaya lebih bagus lagi," terang Luhut.

Selain itu, Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arcandra Tahar, mengatakan pemerintah juga berencana menawarkan investasi di bidang energi, untuk proyek kilang di Bontang, Kalimantan Timur dengan nilai investasi hingga US$ 10 miliar.

"Kita cuma satu ya, Bontang. Refenery Bontang. Bontang itu US$ 10-15 miliar. Yang leading sekarang ini ada Sinopec (perusahaan minyak asal China) akan ada juga untuk bontang ini, Kuwait," ujarnya.

Terakhir, proyek yang ditawarkan di bidang pariwisata yakni pengembangan kawasan wisata Mandalika, di Nusa Tenggara Barat.

Sejumlah proyek tersebut dinilai Luhut memiliki total nilai investasi sekitar US$ 30-35 miliar, dimana skema yang akan ditawarkan adalah business to business (b to b). (hns/hns)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads