Namun saat ini, hanya sekitar 4.000 km saja yang masih aktif. Jalur kereta api warisan kolonial ini sebagian besar dinonaktivkan pada tahun 1970-an.
Wakil Ketua Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI), Djoko Setijowarno, mengungkapkan motivasi utama Belanda membangun jaringan kereta api adalah untuk efisiensi angkutan barang, khususnya hasil perkebunan seperti gula, teh, kopi, tembakau, dan sebagainya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Baru kemudian untuk angkutan penumpang, tapi prioritas barang saat itu. Kalau berpikirnya ini penumpangnya ramai atau tidak, sampai sekarang enggak dibangun-bangun jalur kereta. Karena memang bangun kereta api visinya jangka panjang," katanya lagi.
Lanjut dia, wajar jika negara-negara maju sangat mengandalkan jaringan kereta untuk logistiknya di darat.
"Kereta ini sangat efisien untuk jarak jauh. Seperti China itu serius sekali bangun rel kereta, mereka sampai dirikan 3 perguruan tinggi khusus untuk kereta api. Karena bangun kereta butuh SDM yang spesialisasi," ungkap Djoko. (idr/ang)