Menurut Direktur PT Pertani (Persero), Wahyu, ada beberapa faktor yang membuat Indonesia masih bergantung pada impor bawang putih. Salah satunya, tak banyak petani yang memproduksi bibit bawang putih.
"Ketika memproduksi benih bawang putih maka tidak ada pembelinya, karena sedikit sekali petani yang berminat menanam bawang putih," kata Wahyu di Kantor Direktorat Jendral Hortikultura, Kementerian Pertanian, Jakarta, Jumat (19/5/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kemudian, bebasnya impor bawang putih menyebabkan efek domino. Petani enggan menanam bawang putih karena harus bersaing dengan produk impor
"Kenapa tidak banyak yang tanam? Karena tergilas oleh bawang putih impor. Impor faktanya lebih murah, kalau itu (impor) diteruskan maka bawang putih itu tinggal nama, bahwa petani Indonesia pernah menanam bawang putih. Itu kan yang di khawatirkan," kata Wahyu.
Oleh sebab itu, pemerintah mewajibkan importir yang mau memasok bawang putih wajib menanam terlebih dulu, minimal 5% dari kuota impor. Dalam pelaksanaannya, importir bisa bermitra dengan petani.
"Pemerintah melalui regulasi dari Kementerian Perdagangan, Kementerian Perdagangan, mengharuskan importir menanam bawang putih. Pertanaman bawang putih yang dilakukan oleh siapapun, harusnya didukung oleh benih unggul yang bagus. Dan kami juga punya kewajiban itu (benih),"tutur Wahyu. (hns/hns)