Wakil Ketua Umum Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI), Djoko Setijowarno, mengungkapkan pembangunan kereta api di Kalimantan dinilai sudah sangat tepat. Meski pulau terluas di Indonesia tersebut belum memiliki kepadatan penduduk yang tinggi sebagaimana di Jawa.
"Kereta itu dibangun untuk logistik, itu yang pertama, baru untuk angkutan manusia. Kalau jalur ini ada penumpangnya atau tidak berpikirnya, sampai berapa tahun pun enggak akan terbangun jalur kereta api. Konsep kereta api itu jangka panjang," ujar Djoko kepada detikFinance, Jumat (19/5/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Djoko, kereta punya banyak sekali kelebihan dibandingkan angkutan kendaraan bermotor. Selain lebih hemat dari sisi BBM dan daya angkut lebih besar, jalur kereta juga tak membutuhkan perawatan sebesar jalan raya.
"Kalimantan cocok untuk angkutan barang, baik perkebunan atau juga hasil tambang. Tanpa kereta, daerah semakin lama berkembang juga nanti semakin macet," ujar Djoko.
Selain soal efisiensi dalam logistik, sambungnya, pembangunan jalur kereta api di luar Jawa seperti di Kalimantan juga bersifat politis, dalam hal ini untuk memeratakan pembangunan. Jalur-jalur yang dilewati kereta api, tentunya bisa jadi pusat-pusat ekonomi baru.
"Bangun kereta di luar Jawa kan ada sifat politisnya, agar pembangunan merata. Agar tak semakin banyak orang menumpuk di Pulau Jawa," jelas Djoko.
Berdasarkan data Ditjen Perkeretaapian Kemenhub, jalur kereta api yang sudah memungkinkan untuk dimulai tahapan konstruksinya sampai dengan tahun 2019 yakni ruas Balikpapan-Samarinda sejauh 89 km dengan target pengadaan lahan di tahun 2016-2017 serta masa konstruksi tahun 2017-2018, dan Tanjung-Balikpapan sejauh 234 km dengan pengadaan lahan dilakukan tahun 2017-2019 serta konstruksi di tahun 2018-2019.
Jalur lainnya yang memungkinkan siap konstruksi sebelum tahun 2019 yakni ruas Banjarmasin-Tanjung dengan panjang lintasan 196 km. Dengan rincian pengadaan lahan dilakukan tahun 2016-2018, dan masa konstruksi tahun 2018-2019.
Kemudian lintasan Banjarmasin-Palangkaraya sejauh 194 km dengan masa pengadaan lahan 2017-2018, dan bisa dilakukan konstruksi pada tahun 2018-2019.
Sementara untuk jalur rel kereta lainnya di Kalimantan yang direncanakan dibangun dan masih dalam tahapan Amdal (Analisis Dampak Lingkungan) dan DED (Detail Enginering Design) yakni rute Batas Negara (Kalimantan Utara)-Tanjung Redep sejauh 279 km, Tanjung Redep-Lubuktutung sejauh 293 km. Rute Sanggau-Palangkaraya sejauh 587 km, Sanggau-Pontianak 143 km, dan Pontianak-Batas Negara sejauh 268 km. (idr/dna)