Kerja sama itu ditandatangani oleh beberapa perwakilan termasuk Raja Arab Saudi, Salman bin Abdulaziz, dengan Presiden AS, Donald Trump.
"Paket kerja sama pertahanan ini akan membantu Arab Saudi dan negara-negara di Timur Tengah melawan ancaman dari teroris," ungkap keterangan tertulis Gedung Putih yang dikutip AFP, Senin (22/5/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selama ini Arab Saudi menjadi mitra yang cukup besar bagi AS. Belum ada penjelasan lebih lanjut mengenai detail kerja sama tersebut, tapi ada beberapa bocorannya.
Dalam forum CEO Arab Saudi-AS yang digelar di Riyadh bertepatan dengan kunjungan Trump, diumumkan kerja sama senilai US$ 6 miliar (Rp 80 triliun) untuk merakit helikopter Blackhawk Lockheed Martin di Arab Saudi.
"Program ini akan merakit sekitar 150 helikopter S-70 Blackhawk yang akan melibatkan 450 pekerja baru di Arab Saudi," jelas keterangan tertulis forum CEO Arab Saudi-AS.
Selama ini kontraktor pertahanan AS merupakan pemasok terbesar persenjataan Arab Saudi. Dalam dua tahun terakhir ini mereka sudah membantu Arab Saudi melawan pemberontakan di Yaman.
Untuk memproduksi alat pertahanan tersebut, Arab Saudi sudah mengumumkan akan membentuk perusahaan baru bernama Saudi Arabia Military Industries (SAMI).
"SAMI ditargetkan menjadi salah satu 25 perusahaan pertahanan terbesar dunia di 2030," kata Public Investment Fund milik Kerajaan Arab Saudi. (ang/dnl)











































