Berdasarkan Data BPS, impor cabai per April 2017 sebanyak 98,8 ton dengan nilai US$ 155,6 ribu, impor ini meningkat jika dibandingkan dengan impor Maret 2017 yang hanya sebanyak 73,5 ton dengan nilai US$ 96,2 ribu.
Direktur Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Sasmito Hadi Wibowo mengatakan, impor cabai yang dilakukan pemerintah pada umumnya cabai merah, termasuk juga cabai rawit merah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sedangkan untuk cabai rawit merah, Sasmito mengungkapkan, pemerintah tidak menutup kemungkinan juga akan melakukan impor dari Thailand. Akan tetapi, porsi impor cabai rawit merah lebih sedikit dibanding cabai merah besar.
"Saya kira iya jika dari Thailand, walaupun lebih sedikit dibanding cabai merah besar," jelasnya.
Nemun, jika dirinci total impor cabai merah per April 2017 yang mencapai 98,8 ton dengan nilai US$ 155,6 ribu berasal dari beberapa negara.
Seperti Malaysia per April 2017 sebanyak 52,8 ton dengan nilai US$ 100,3 ribu. Lalu, impor cabai dari Vietnam yang banyak 46,0 ton dengan nilai US$ 55,2 ribu. Sedangkan dari Tiongkok, Thailand dan negara-negara lainnya nihil atau tidak ada impor cabai di Maret dan April 2017.
Sedangkan impor untuk cabai kering tumbuk, pada April 2017 mengalami penurunan menjadi 4.396 ton dengan nilai US$ 5,30 juta dari Maret 2017 yang sebanyak 6.593 ton dengan nilai US$ 8,18 juta.
Sedangkan rincian asal negaranya, terbesar dari India dengan 3.991 ton nilainya US$ 4,77 juta. Kedua dari Tiongkok 306,4 ton nilainya US$ 405,3 ribu. Ketiga, dari Malaysia sebesar 84,7 ton dengan nilai US$ 68,3 ribu. Keempat, dari Australia sebesar 5,6 ton dengan nilai US$ 25,6 ribu. Kelima, dari Jerman 1,5 ton dengan nilai US$ 14,3 ribu. (mkl/ang)