Kehadiran daging kerbau India sebagai alternatif daging sapi segar yang saat ini masih Rp 120.000/kg. Pemerintah menugaskan Bulog mengimpor daging kerbau dari India ini.
Lantas, ke mana daging kerbau India setelah diimpor Bulog?
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pedagang tak bisa ambil langsung dari Bulog karena minimal pembelian 1 kontainer yang isinya 28 ton. 1 kontainer isinya 60% secondary cut dan 40% CL. Enggak kuat modal. Harga beli dari distributor untuk pedagang untuk jenis secondary cut kisaran Rp 70.000/kg," kata Asnawi kepada detikFinance, Senin (29/5/2017).
Lanjut dia, sebenarnya distributor membeli satu kontainer daging kerbau India yang berisi daging secondary cut dan kualitas CL yang kandungan lemaknya cukup banyak.
"Kalau pedagang ambil yang kualitas secondary cut karena itu yang laku. Kalau untuk yang CL itu dipakai untuk industri olahan makanan karena banyak lemak, harganya murah dijual dari distributor sekitar Rp 64.000-65.000/kg," ujar Asnawi.
Dia merinci, daging kerbau India merk Allana secondary cut yang dibeli dari distributor antara lain jenis knuckle Rp 79.000/kg, chucktender Rp 78.000/kg, tenderloin Rp 74.000/kg, silverside Rp 75.000/kg, topside Rp 74.000, sirloin Rp 69.000, blade Rp 71.000/kg, dan rump Rp 70.000/kg.
Dari daging kualitas secondary cut tersebut, banyak pedagang yang kemudian membersihkannya dari lemak, serta dilakukan thawing agar daging tak lagi beku sebelum kemudian dijual ke pasar.
Hal ini dilakukan lantaran masyarakat lebih menyukai daging non beku dan bersih dari lemak. Sehingga pedagang kemudian menjualnya sampai Rp 100.000/kg.
"Kalau beli daging belinya secondary cut, kalau CL kan banyak lemak, kurang laku dijual di pasar. Kita beli beku dalam karton, kemudian di-thawing, di situ biasanya beratnya menyusut sekitar 15%, baru dibersihkan lemaknya," jelas Asnawi. (idr/hns)