Menurut laporan Bank Dunia berjudul Global Economic Prospect edisi Juni 2017, pertumbuhan ekonomi negara-negara maju diperkirakan akan meningkat sebesar 1,9% pada 2017, yang juga akan menguntungkan mitra dagang negara-negara tersebut. Kondisi pembiayaan global tetap baik dan harga komoditas telah stabil. Dengan peningkatan kondisi internasional seperti ini, pertumbuhan di pasar dan ekonomi negara berkembang secara keseluruhan akan meningkat menjadi 4,1 persen tahun ini dari 3,5 persen di tahun 2016.
Pertumbuhan di pasar tujuh negara berkembang terbesar di dunia diproyeksikan akan meningkat dan melampaui rata-rata jangka panjangnya pada tahun 2018. Aktivitas pemulihan di ekonomi negara-negara tersebut diperkirakan akan membawa dampak positif yang signifikan bagi pertumbuhan di negara berkembang lainnya juga di seluruh dunia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam jangka panjang, produktivitas dan pertumbuhan investasi yang terus-menerus lemah dapat mengikis prospek pertumbuhan jangka panjang di pasar yang sedang tumbuh juga di negara berkembang yang menjadi kunci pengentasan kemiskinan.
"Sudah terlalu lama kami telah melihat pertumbuhan yang rendah menghambat kemajuan dalam pengentasan kemiskinan, jadi sangat menggembirakan melihat tanda-tanda bahwa ekonomi global semakin menguat," kata Presiden Bank Dunia Jim Yong Kim dalam keterangan tertulisnya, Senin (5/6/2017).
"Pemulihan yang sedang berlangsung termasuk rapuh tapi nyata, dan negara-negara harus memanfaatkan kondisi ini untuk melakukan reformasi kelembagaan dan pasar yang bisa menarik investasi swasta untuk membantu mempertahankan pertumbuhan jangka panjang. Negara-negara juga harus melakukan investasi pada sumberdaya manusia dan membangun ketahanan terhadap tantangan yang tumpang tindih, termasuk perubahan iklim, konflik, pemindahan paksa, kelaparan, dan penyakit," jelasnya.
Laporan tersebut menyoroti kekhawatiran tentang meningkatnya utang dan defisit di pasar yang sedang tumbuh serta negara berkembang, meningkatkan kemungkinan bahwa kenaikan suku bunga yang tiba-tiba atau kondisi pinjaman yang lebih berat mungkin akan membawa gangguan.
Pada akhir tahun 2016, utang pemerintah melampaui tingkat tahun 2007 sebesar lebih dari 10% poin PDB di lebih dari setengah pasar yang sedang tumbuh serta negara berkembang dan neraca fiskal memburuk dari tingkat tahun 2007 sebesar lebih dari 5% poin PDB di sepertiga negara-negara tersebut.
"Berita yang meyakinkan adalah bahwa perdagangan mulai pulih," kata Kepala Ekonom Bank Dunia Paul Romer.
"Yang membawa kekhawatiran adalah investasi tetap lemah. Sebagai tanggapannya, kami mengalihkan prioritas kami untuk melakukan pinjaman ke proyek-proyek yang dapat memacu investasi lanjutan oleh sektor swasta," terangnya.
Titik terang dalam prospek tersebut adalah pemulihan dalam pertumbuhan perdagangan menjadi 4% pasca krisis finansial dengan titik terendah sebesar 2,5 persen tahun lalu. Laporan ini menyoroti kelemahan utama perdagangan global, perdagangan antar perusahaan yang tidak terhubung melalui kepemilikan.
Perdagangan semacam itu melalui jalur outsourcing telah melambat jauh lebih tajam daripada perdagangan antar perusahaan dengan kepemilikan yang sama dalam beberapa tahun terakhir. Ini mengingatkan pentingnya jaringan perdagangan global yang sehat bagi perusahaan yang kurang terintegrasi yang merupakan mayoritas perusahaan.
"Setelah pelambatan yang berkepanjangan, percepatan aktivitas baru-baru ini di beberapa pasar yang sedang tumbuh merupakan perkembangan yang disambut baik untuk pertumbuhan di wilayah mereka dan ekonomi global," kata Direktur Prospek Ekonomi Pembangunan Bank Dunia, Ayhan Kose.
"Sekarang saatnya pasar negara maju dan negara berkembang untuk menilai kerentanan mereka dan memperkuat penyangga kebijakan untuk melawan guncangan yang merugikan," tukasnya. (mkj/dna)











































