Begini Alur Distribusi Bahan Baku Bom Ikan Sampai ke Nelayan

Begini Alur Distribusi Bahan Baku Bom Ikan Sampai ke Nelayan

Muhammad Idris - detikFinance
Rabu, 07 Jun 2017 19:38 WIB
Foto: Agus Siswanto/detikcom
Jakarta - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) terus memberantas pengebom ikan. Pemakaian bom oleh nelayan sangat merusak terumbu karang. Penggunaan bom seberat 250 gram akan menyebabkan luasan terumbu karang yang hancur mencapai 5,30 m2.

Dirjen Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan KKP, Eko Djalmo Asmadi, mengatakan nelayan mendapat pasokan bahan peledak dan detonator dari Malaysia, lewat penyelundupan.

"Yang pasti rata-rata dari impor, itu dari Malaysia. Kalau dari rute masuknya itu, dari Johor dan Kinabalu. Ujungnya dikirim ke Makassar dan ke Bali," terang Eko ditemui di kantor KKP, Jakarta, Rabu (7/6/2017).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Bahan peledak yang digunakan para nelayan nakal ini umumnya menggunakan pupuk amoniak (urea) dan dicampur dengan bahan peledak, solar, dan black powder. Pelaku sendiri tidak bekerja sendiri, melainkan dibagi dalam beberapa tim dengan komunikasi dan pembagian tugas yang sangat rapi.

Menurut dia, umumnya nelayan menggunakan 2 jenis bom ikan. Pertama berasal dari pupuk urea yang dicampur dengan solar, lalu dikeringkan dan dimasukkan dalam botol kemudian diberi detonator sebagai sumbu yang dibakar. Bom kedua yakni bahan peledak yang dirakit tapi berbahan mesiu.

"Kita kalau nelayan bawa pupuk saja enggak bisa kita tangkap langsung, jadi susah tangkap basah. Itu sulitnya, yang bisa menangkap itu Polair," ucap Eko.


Beberapa wilayah yang diidentifikasi banyak aktivitas pengeboman ikan antara lain perairan Lombok Timur, Belitung, Lampung, Karimun Jawa, Bawean, Kepulauan Spermonde, Flores Timur, Alor, dan Pangkep. (idr/hns)

Hide Ads