Namun demikian, harga acuan tersebut belum efektif diterapkan pada distributor dan pedagang di pasar tradisional. Harga acuan, terutama Harga Eceran Tertinggi (HET), baru efektif berjalan di pasar ritel modern.
"Mohon pengertiannya, saya tidak bisa menginjak kakinya pedagang tradisional, itu kita kasih waktu. Itu sebabnya MoU menyusul," jelas Enggar ditemui di Pasar Kranggot, Kota Cilegon, Banten, Kamis (15/6/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, Enggar memastikan stok di pasar-pasar tradisional tercukupi lewat tim pemantau yang disebar Kementerian Perdagangan, termasuk dengan bantuan Perum Bulog.
"Sekarang pedagang pasar, kita untuk mengatasi itu kita udah drop yang dari Bulog. Dengan (harga gula dari distributor) Rp 11.300/kg, pedagang di sini (Pasar Kranggot) ternyata menjualnya HET dan di bawah," ujar Enggar.
Enggar juga meminta pedagang melapor ke Kementerian Perdagangan jika ada distributor yang menjual pangan dengan harga tinggi, sehingga pedagang eceran sulit menjualnya sesuai harga acuan.
"Gula sudah dibatasi, kalau ada distributor yang mahal kasih tau saya. Siapa distributor? Karena kita sudah ada kesepakatan, dan apalagi sekarang udah ditulis HET Rp 12.500/kg," ucap Enggar.
Seperti diketahui, dalam aturan Permendag Nomor 27/M-DAG/PER/5/2017 diatur harga 9 komoditas di tingkat konsumen yakni beras medium dengan harga Rp 9.500/kg, jagung Rp 4.000/kg, kedelai lokal Rp 9.200/kg dan impor Rp 6.800/kg, gula pasir Rp 12.500/kg, minyak goreng curah Rp 10.500/liter dan minyak goreng kemasan Rp 11.000/liter.
Kemudian diatur pula bawang merah Rp 32.000/kg, daging ayam ras Rp 32.000/kg, dan telur ayam ras Rp 22.000/kg. Sementara untuk jenis daging sesuai kualitas yakni daging beku Rp 80.000/kg, daging sapi segar jenis paha depan Rp 98.000/kg, paha belakang Rp 105.000/kg, lamur Rp 80.000/kg, serta tetelan Rp 50.000.
Dalam temuannya di Pasar Kranggot, dirinya menemukan harga bahan pangan sudah sesuai dengan harga acuan, bahkan sebagian dijual lebih rendah daripada harga acuan.
Beberapa komoditas yang terbilang lebih murah di Kota Cilegon tersebut antara lain bawang putih yang sudah dijual Rp 30.000/kg, bawang merah Rp 30.000/kg, minyak goreng kemasan Rp 13.000/liter, minyak goreng curah Rp 10.000/liter, telur ayam ras Rp 19.500/kg, dan daging sapi Rp 110.000-105.000/kg.
Namun demikian, di sejumlah pasar juga ditemukan komoditas pangan yang harganya melebihi HET. Sebagai perbandingan, harga sejumlah bahan pokok di Pasar Rawamangun, Jakarta Timur, antara lain gula pasir Rp 14.000/kg, minyak goreng curah Rp 12.000/liter, minyak goreng kemasan Rp 13.000/liter, daging sapi Rp 115.000-120.000/kg, bawang merah Rp 32.000/kg, dan bawang putih Rp 32.000/kg. (idr/hns)











































