Stok Beras Bulog 1,79 Juta Ton, Perlukah Impor?

Stok Beras Bulog 1,79 Juta Ton, Perlukah Impor?

Muhammad Idris - detikFinance
Jumat, 16 Jun 2017 20:50 WIB
Foto: Rachman Haryanto
Jakarta - Perum Bulog saat ini punya 1,79 juta ton stok beras. Jumlah ini cukup untuk penyaluran beras sejahtera (rastra) untuk 7 bulan ke depan.

Direktur Utama Bulog, Djarot Kusumayakti, menjelaskan stok tersebut tersebut untuk memenuhi kebutuhan 14,2 juta rumah tangga. Sedangkan di Indonesia saat ini ada sekitar 70 juta rumah tangga.

"Saya ingin sampaikan bahwa hari ini kami punya stok sekitar 1,7 juta ton. Di dalamnya 60 ribu ton beras komersial. Kalau dihitung kurang lebih punya ketahanan terhadap rastra 7 bulan lebih. Rastra hanya meliputi 14,2 juta rumah tangga. Di negeri ini ada sekitar 70 juta rumah tangga," kata Djarot di kantor Bulog, Jakarta, Jumat (16/6/2017).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jadi jangan salah kalkulasi. Kalau kita bicara manusia Indonesia, maka itu enggak sampai 3 minggu (habis). Ini hanya bicara rastra. Jadi seolah kuat, padahal enggak kuat," tambah Djarot.

Menurut Djarot, perlu tidaknya mengimpor beras perlu dihitung cermat antara stok bulog dan pihak swasta

"Dengan posisi itu, apa akan impor akhir tahun ini? Ini tentu kajiannya harus luas. Sebetulnya banyak penduduk kita yang tidak makan beras rastra, nah itu harus diukur berapa stok yang di tangan swasta, rumah tangga, penggilingan padi, dan petani," jelas Djarot.

Ia menambahkan, produksi beras saat ini juga perlu dihitung akurat, cukup atau tidak.

"Dari stok itu, kita juga menghitung berapa luas panen yang ada, produktivitas yang nyata, dan berapa rendemen gabah dan seterusnya. Dari hitungan itu akan ketemu apa Desember atau Oktober akan sortage atau over produksi. Kalau harus sortage, maka perlukah kita impor atau kita kurangi makan nasi. Yang berkewajiban melakukan perhitungan itu tentu kementerian terkait," terang Djarot. (idr/hns)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads