Untuk merealisasikan target tersebut, Indonesia dan Selandia Baru perlu segera rumuskan langkah-langkah terencana untuk mengoptimalkan peluang yang ada. Hubungan dagang yang komplementer perlu dimanfaatkan sebaik-baiknya. Hal ini mengingat sebagian besar produk ekspor kedua negara tidak saling bersaing.
Hal ini ditegaskan Duta Besar RI untuk Selandia Baru, Tantowi Yahya, pada pertemuan dengan dengan Menteri Perdagangan Selandia Baru, Hon Todd McClay, di kantornya di Wellington, Rabu lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sepakat dengan Tantowi, Menteri Todd McClay menyatakan komitmennya untuk segera mendorong pejabat terkait di Kementerian yang dipimpinnya agar menyusun langkah-langkah yang dapat mendukung pencapaian tersebut.
Selama lima tahun terakhir ini total nilai perdagangan kedua negara rata-rata sebesar US$ 1,2 miliar per tahun. Selandia Baru selama ini menjadi pemasok utama produk susu dan daging bagi Indonesia. Namun untuk produk daging, tahun lalu digeser oleh India. Ekspor Indonesia ke Selandia Baru antara lain produk pakan ternak, produk kayu, ban karet, kertas tisu, produk tekstil dan sepatu.
Menurut Tantowi, salah satu upaya untuk mempercepat peningkatan nilai ekspor adalah dengan lebih mendorong ekspor produk-produk bernilai tinggi. Hal ini yang sedang diupayakan dengan melakukan penjajakan peluang ekspor termasuk kendaraan beroda empat, peralatan mesin pertanian, bahan bangunan, pupuk serta furnitur.
Selain dengan Menteri Perdagangan, sehari sebelumnya Tantowi juga melakukan pertemuan dengan Menteri Industri Primer yg membawahi pertanian, perikanan, perternakan, kehutanan dan makanan olahan, Nathan Guy, yang kementeriannya juga memiliki peran penting dalam kebijakan akses pasar Selandia Baru. (mkj/dna)