CT: Kita Menghadapi Revolusi Industri Keempat

CT: Kita Menghadapi Revolusi Industri Keempat

Michael Agustinus - detikFinance
Rabu, 12 Jul 2017 19:55 WIB
Foto: Ardan Adhi Chandra
Jakarta - Dunia saat ini menghadapi revolusi industri keempat. Revolusi industri pertama ditandai dengan penemuan mesin uap, lalu revolusi industri kedua adalah saat ditemukannya listrik, revolusi industri ketiga ketika dimulainya pemanfaatan robot pengganti tenaga manusia di industri.

Sedangkan revolusi industri 4.0 adalah era digital ketika semua mesin terhubung melalui sistem internet atau cyber system.

Revolusi industri keempat akan membawa banyak dampak sosial dan ekonomi. Negara harus mempersiapkan diri untuk meredam efek negatifnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Demikian disampaikan pengusaha nasional Chairul Tanjung dalam Simposium Nasional di Gedung MPR RI, Jakarta, Rabu (12/7/2017).


"Kita menghadapi revolusi industri keempat. Segala sesuatu akan menuju pada era internet. Apa yang akan terjadi dengan era robotisasi? Bagaimana buruh kita yang tidakk siap dengan teknologi? Mereka akan jadi orang yang kalah. Negara harus bertanggung jawab mempersiapkan mereka," kata pria yang akrab disapa CT ini.

Ia memperingatkan, era digital adalah sebuah keniscayaan yang tidak bisa dihindari, tuntutan zaman, cepat atau lambat pasti terjadi. Negara harus bersiap, akan banyak lapangan kerja yang hilang karena otomasi. Jika tidak ada antisipasi, pengangguran bakal melonjak.

"10 tahun lagi, UMR di Karawang sudah lebih dari Rp 15 juta. Saya yakin pabrik-pabrik di Karawang kalau itu sudah terjadi akan melakukan robotisasi. Apa yang terjadi kalau kita tidak antisipasi? Itu adalah keniscayaan. Segala sesuatu ini akan jadi berubah," jelas CT.

Dalam era yang baru, persaingan semakin keras. CT menyebut 'the winner takes all', pemenang mengambil semuanya. Jadi akan banyak yang tergilas.

"Dengan era teknologi ini, ada fenomena yang perlu diperhatikan. The winner takes all, pemenang selalu mengambil keseluruhan pasar, 10-20 tahun lagi kita menghadapi ini. Sekarang misalnya Google bisa mengambil alih keseluruhan, Yahoo kalah," ia menuturkan.


Semua yang tidak bisa beradaptasi pasti akan kalah. Perusahaan sebesar Yahoo yang pernah jadi raja di masa lalu saja bisa jatuh.

"Muncul pesaing baru yang tidak terduga. Dulu kalau kita bicara mobil itu produsennya BMW, Mercedes, dan sebagainya. Sekarang muncul Tesla, Apple dan Google mempersiapkan mobil. Pesaing baru ini siap mengambil alih segala sesuatunya," sambung CT.

Nantinya, toko-toko konvensional akan digilas oleh toko online yang lebih praktis dan mudah diakses dari mana saja. Adaptasi untuk menghadapi persaingan di era internet harus didorong dari sekarang. Kalau tidak, toko-toko di pinggir jalan akan bangkrut dan menimbulkan masalah baru, yaitu lonjakan kemiskinan.

Perlu ada langkah antisipasi untuk menjawab tantangan zaman. "Semakin banyak pekerjaan akan hilang karena diotomasi, orang jadi lebih sedikit diperlukan. Siapkah kita mempersiapkan lapangan kerja baru untuk mereka?" tutup CT. (mca/hns)

Hide Ads