Indikatornya antara lain terlihat dari perbaikan di pasar tenaga kerja, di mana tingkat partisipasi angkatan kerja meningkat pada saat angka pengangguran yang turun. Artinya, lapangan pekerjaan tersedia bagi para tenaga kerja yang ada, perputaran ekonomi pun terjadi dan konsumsi rumah tangga bisa meningkat.
"Jadi sebenarnya kemampuan ekonomi untuk menyerap tenaga kerja itu ada. Kalau orang punya kerjaan, dia kan punya gaji, dia punya spending power dan harusnya konsumsi tidak turun. Sehingga private consumption 5% masih tercapai," kata Chief Economist Bank CIMB Niaga, Adrian Panggabean dalam Diskusi Media di Graha CIMB Niaga, Jakarta, Senin (17/7/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sedangkan dari segi investasi, Indonesia memang masih membutuhkan usaha yang lebih keras, khususnya untuk investasi langsung asing yang masuk ke Indonesia. Jumlahnya saat ini masih sekitar 2% dari PDB, tergolong kecil dibanding negara pesaing di kawasan seperti Thailand dan Singapura.
Sementara di pasar keuangan, arus modal yang masuk lebih tinggi dibanding 2016. Hal ini terjadi lantaran valuasi aset yang menarik dari Indonesia, di mana surat utang yang dijual Indonesia lebih menarik dibanding negara-negara berkembang di kawasan.
"Walaupun ada defisit 2,9% dalam APBNP, tapi Indonesia itu masih menarik. Itu artinya resiko perekonomian sektor finansial itu turun terus," tutur Adrian.
Faktor lainnya yang mendukung optimisme ekonomi Indonesia tahun ini bisa menembus angka 5,1% adalah pergerakan rupiah yang stabil di tengah fluktuasi pasar global. Selama satu tahun terakhir, rupiah tercatat mengalami apresiasi 0,8%.
"Dari sudut pandang data-data tersebut, perbaikan fundamental Indonesia itu real. Kita lebih baik dari 2016. Rupiah stabil, inflasi naik walaupun jauh dari overlapping, perdagangan internasional bergerak, retail sales oke, dan consumer confidence naik terus," ungkap Adrian.
"Jadi saya rasa di kuartal II ini, perekonomian kita bisa tumbuh 5,1%. Dan kalau itu terjadi, sepanjang 2017 ini saya kira pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa mencapai 5,1%. Jadi dalam jangka pendek, all looks good," pungkasnya.
(mkj/mkj)











































