Darmin berbagi cara itu saat menjadi pembicara kunci sekaligus membuka acara Florikultura Indonesia 2017 di Graha Sawala, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Senin (24/7/2017).
"Yang harus kita lakukan adalah bukan hanya acara pameran tetapi mengajak usaha kecil menengah dan mengangkat acara ini ke tingkat komersil tidak usah besar-besaran," kata Darmin.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
"Ini yang harus kita mulai. Acara ini bisa kita kembangkan terus walaupun belum terlalu besar, Paling penting adalah satu mengkomunikasikannya ke masyarakat dengan baik agar masyarakat hadir dan sadar ada acara ini. Kedua ada sinergi membangun kelompok-kelompok usaha yang kemudian bekerjasama dengan kegiatan terkait di bidang bibit pupuk pemelihataan dan pemasaran," jelas dia.
Dalam mengembangkan florikultura, Menurut Darmin, harus diubah paradigma soal sosialisasinya melalui pameran, bukan hanya sekedar pameran, namun di dalam pameran ada pengembangan yang lebih sistematik dan bisa dimanfaatkan ke depannya.
"Saya harapkan semua provinsi dan kabupaten/kota sentra, sudah mulai fokus mengembangkan komoditi ini, ini diperlukan agar suatu saat industri ini mampu berbicara lebih banyak dalam kancah perdagangan dunia dan tentunya untuk perolehan devisa negara," tukas dia.
![]() |
Lalu, lahan yang luas termasuk di dalam kawasan hutan, dan florikultura tidak membutuhkan lahan yang luas, sumber daya manusia (SDM) dan teknologi, pasar yang masih terbuka, serta kesadaran masyarakat akan keindahan kelestarian lingkungan yang semakin baik. (ang/ang)