Anak perusahaan PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk tersebut menjual beras dengan merek Maknyuss dan Cap Ayam Jago seharga Rp 13.700/kg dan Rp 20.400/kg.
Guru Besar Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor (IPB), Muhammad Firdaus, mengungkapkan seharusnya pemerintah bisa meniru konsep subsidi beras yang diterapkan oleh negara produsen lain seperti Vietnam dan Thailand.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam mensubsidi petani beras, Indonesia menganut konsep subsidi input, atau dengan kata lain pemerintah menggelontorkan subsidi untuk pupuk dan benih. Lantas, bagaimana konsep subsidi yang dipakai Vietnam dan Thailand?
"Kalau kita subsidinya input, dikasih subsidinya dulu ke petani, terutama lewat pupuk. Kalau Vietnam dan Thailand subsidi ouput, pemerintah beli beras petani dengan harga acuan ditambah nilai subsidi. Misalnya harga acuan beras di sana Rp 3.700/kg, oleh pemerintah dibeli Rp 5.000/kg. Nilai Rp 1.300/kg itulah subsidinya," ujar Firdaus kepada detikFinance, Senin (24/7/2017).
Dengan harga acuan plus subsidi yang diberikan pasca panen tersebut, membuat harga beras di kedua negara tersebut bisa stabil. Selain karena ditopang ongkos produksinya yang lebih murah.
"Konsep harga acuan beras ini kan sebenarnya sama dengan yang diterapkan di Thailand dan Vietnam. Tapi tidak meniru untuk konsep subsidinya. Padahal subsidi output lebih terarah. Itu kenapa harga beras di sana murah," ungkap Firdaus.
Menurutnya, lewat sistem subsidi input juga dianggap kurang tepat sasaran. "Saya pernah meneliti bersama Bank Dunia tahun 2012, bahwa efektivitas subsidi pupuk itu 40% yang benar-benar sampai petani," terang Firdaus. (idr/hns)