Kenapa Beras di Ritel Modern Lebih Mahal? Ini Kata Pengusaha

Kenapa Beras di Ritel Modern Lebih Mahal? Ini Kata Pengusaha

Muhammad Idris - detikFinance
Kamis, 27 Jul 2017 21:18 WIB
Foto: Agung Pambudhy
Jakarta - Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo), Roy Mande, berharap pemerintah tidak mengatur harga beras kualitas premium dalam kemasan yang biasa dijual di ritel modern.

Pasalnya, kata Roy, beras kualitas premium tersebut memiliki segmen tersendiri. Selain itu, harga beras kemasan yang lebih mahal tersebut, dikarenakan pengusaha ritel harus menambah berbagai ongkos.

"Beras kemasan itu kan beras yang diolah mesin dengan kualitas bagus. Harganya beda, karena kita juga ada investasi untuk sewa (tempat), pakai AC, dan sebagainya. Bukan soal keberatan, karena memang ada komponen cost lain yang harus disediakan," jelas Roy ditemui di kantor KPPU, Jakarta, Kamis (27/7/2017).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Dia melanjutkan, ritel modern tidak menjual beras curah atau literan, dan hanya menjual beras kemasan yang rata-rata berkualitas premium. Pembeli pun kebanyakan kalangan menengah atas dan tak mempermasalahkan dari sisi harga.

"Lumrah (mahal). Enggak ada yang komplain juga pembelinya," ucap Roy.

Lanjut dia, pengusaha ritel selalu terbuka membantu program stabilisasi harga. Sejauh ini, peritel modern juga masih menjual komoditas sesuai HET seperti gula pasir Rp 12.500/kg, minyak goreng kemasan Rp 11.000/liter, dan daging beku Rp 80.000/kg.


"Daging Rp 80.000/kg disediakan, tapi kita juga sediakan yang harga di atas Rp 80.000/kg, minyak goreng kemasan kita sediakan Rp 11.000/liter, tapi kalau minyak goreng lebih mahal kita juga sediakan, gula pasir juga," ujar Roy.

Menurutnya, meski sempat ada kekhawatiran pengusaha ritel, pihaknya sudah mendapatkan kepastian dari Bareskrim Polri bahwa tak ada razia terkait beras.

"Ada toko-toko ritel khawatir razia. Tidak ada razia, ada jaminan dari Satgas (Pangan). Market jalan terus, toko kan harus buka terus," tandas Roy. (idr/hns)

Hide Ads