Garam Langka, Ini Curhat Pedagang Ikan Asin

Garam Langka, Ini Curhat Pedagang Ikan Asin

Bahtiar Rivai - detikFinance
Jumat, 28 Jul 2017 19:25 WIB
Foto: Bahtiar Rivai
Kota Serang - Imbas kelangkaan garam di beberapa daerah di Banten juga dirasakan pengusaha ikan asin di pesisir Serang. Akibatnya, mereka terpaksa mengurangi kadar garam dan mengandalkan kiriman garam dari Sulawesi. Itu pun dijual dengan harga selangit.

"Garam di sini susah, ini dikirim dari Sulawesi. Di bos garam yang lama sudah nggak ada garam," kata Minah (50) pengusaha ikan asin di Karangantu, Kota Serang, Jumat (28/7/2017).

Menurutnya, sebelum ada kelangkaan garam, para pengusaha ikan asin di pesisir Serang mendapatkan kiriman stok dari daerah Indramayu, Jawa Tengah. Harganya pun hanya Rp 80 ribu per karung isi 50-60 kilogram. Akibat langka, harga garam sekarang mencapai Rp 250 ribu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ini garam dari Jawa udah nggak ada sudah dari dua bulan," ucapnya.

Akibat kelangkaan garam, Minah dan keluarganya memutuskan untuk mengurangi kadar garam di ikan asin buatannya. Jika sebelumnya setiap 1 kuintal ikan asin teri membutuhkan 50 kilo gram garam, sekarang ia mengurangi bahkan hampir setengahnya.

Selain itu, harga per kilogram ikan asin yang dijual pun ia naikkan hampir 100% lebih. Ikan asin jenis teri, biasanya ia jual seharga Rp 20 ribu, sekarang terpaksa dijual Rp 45 ribu per kilogram.

"Bagaimana garam habis. Takarannya dikurangi, harga ikan naik," ucapnya.

Saleng (50), pengusaha ikan asin yang ditemui di tempat lain pun mengeluhkan hal yang sama. Bahkan ia pun melakukan penghematan garam untuk ikan asin agar tidak terlalu asin.

"Sehemat mungkin bagaimana bisanya kita. Kalau nggak asin kan mengurangi timbangan juga," katanya.

Ia mengatakan, akibat kelangkaan garam yang terjadi di Banten, kebanyakan para pengusaha ikan asin sementara mengurangi produksi. Jika dalam sepekan mereka dapat menghasilkan tonan ikan asin dari berbagai jenis ikan. Karena langka, mereka kemudian mengurangi produksinya.

"Ikan teri, lemuru, selar, petek, cumi sekalipun ya diolah jadi ikan asin. Yang gini butuh garam semuanya. Yang sangat terpukul pengasin (pengusaha ikan asin)," ujarnya. (dna/dna)