Menanggapi hal tersebut, Ketua Umum Asosiasi Logistik dan forwarder Indonesia (ALFI), Yukki Nugrahawan Hanafi, meminta permasalahan internal perusahaan segera diselesaikan agar tak mengganggu arus pengiriman barang.
"Sekali lagi kami sampaikan bahwa pelabuhan itu daerah steril. Jadi tegas saja dan alangkah elegannya masalah dibicarakan dan diproses sesuai ketentuan tetapi pelayanan tetap berjalan dengan baik," ujar Yukki zaat dihubungi detikFinance, di Jakarta, Jumat (4/8/2017).
Menurutnya, dari sisi operasional, pengalihan bongkar muat kapal ke empat terminal lainnya masih cukup aman, meski terjadi penumpukan saat receiving delivery di terminal-terminal alternatif tersebut. Keempat terminal itu adalah Terminal Operasi 3 PT Pelabuhan Tanjung Priok, TPK Koja, New Priok Container Terminal 1 (NPCT1) dan PT Mustika Alam Lestari (MAL).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Yukki menambahkan, kerugian yang dialami pengusaha relatif kecil, tapi kerugian lebih besar dialami pihak JICT karena aktivitas bongkar muat yang terhenti dalam dua hari ini.
"Pastinya ada kerugian tetapi relatif kecil hanya masalah kepercayaan dan berita yang sudah menyebar ke mana-mana. Artinya yang rugi JICT sendiri dan potential loss ada di mereka," kata Yukki. (hns/hns)