Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Laut (Dirlala) Ditjen Perhubungan Laut, Bay M Hasani mengatakan, kelima kapal ternak tersebut nantinya juga akan berkapasitas sama dengan yang ada saat ini, yakni 500 ekor sapi yang dibawa tiap dua minggu sekali dari Nusa Tenggara Timur ke pelabuhan Tanjung Priok.
"Tahun depan akan kita tambah lagi, kita sedang bangun 5 kapal ternak lagi. Jadi tahun 2018 ada 6 kapal ternak," katanya saat ditemui di Kementerian Perhubungan, Jakarta, Rabu (16/8/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun demikian, ia belum bisa menyebutkan berapa besaran anggaran yang diperlukan untuk pengadaan kapal ternak ini. Sementara untuk daerah pengangkutan sapinya, Ia mengaku akan berkoordinasi dengan Kementerian Pertanian terkait sentra produksi sapi yang ada di Indonesia.
"Nanti kita koordinasikan ke Kementan, di mana sentra-sentra pertanian yang bisa kita lakukan," ungkapnya.
Adapun Kapal Ternak Tol Laut Camara Nusantara 1 yang dioperasikan PT Pelni saat ini kata dia masih terus berjalan dengan membawa 500 ekor sapi dari Nusa Tenggara Timur ke pelabuhan Tanjung Priok setiap dua minggu sekali.
Bertambahnya jumlah kapal ternak dalam program tol laut ini akan mengakomodir keinginan pengusaha sapi di Nusa Tenggara Timur (NTT) dan lainnya yang selama ini mengharapkan pemerintah menambah kapal tol laut untuk mengangkut sapi-sapi milik pengusaha di provinsi kepulauan tersebut yang tidak mendapatkan jatah tempat untuk pengiriman.
Adanya kapal ternak yang mengangkut sapi-sapi diyakini akan membantu pengurangan disparitas harga lantaran harganya yang lebih murah dibandingkan dengan menggunakan kapal kargo.
"Kapal ternak sekarang jalan terus. Sekarang kan masih 1, dan itu full terus 500 ekor tiap dua minggu," tukas Bay. (eds/ang)