Rute penerbangan yang dipilih adalah Jakarta-Ho Chi Minh City. Pekan depan, VietJet Air akan menggelar peresmian rute ini di Jakarta pekan depan.
VietJet ingin meramaikan suhu pasar penerbangan Indonesia. Indonesia dipilih lantaran menjadi pasar potensial bagi para pemain LCC (lower cost carrier) atau penerbangan berbiaya rendah dunia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lalu bagaimana perjalanan bisnis maskapai ini?
![]() |
Nguyen merupakan lulusan salah satu universitas di Moskow, Rusia, yang pulang kampung ke Vietnam satu dekade lalu. Sejak awal Nguyen sudah tertarik untuk punya perusahaan sendiri.
Nguyen memulainya dengan berinvestasi di bank dan properti di kota-kota besar Vietnam. Pada saat berbisnis perdagangan komoditas lintas negara, Nguyen terpikir untuk meluncurkan maskapai sendiri.
Ia memprediksi, jumlah penumpang pesawat di Vietnam akan bertambah seiring dengan pesatnya pertumbuhan ekonomi.
"Saya selalu punya target yang besar, transaksi yang saya lakukan juga besar. Saya juga tidak pernah berbisnis skala kecil. Saat orang berdagangan satu kontainer, saya harus bisa berdagang 100 kontainer," kata Nguyen kepada Forbes.
Nguyen sudah mengantongi izin terbang pada 2007. Namun, VietJet baru diluncurkan pada 2011 karena harga minyak yang saat itu sangat tinggi.
Pada 2010, ia sempat mengajak AirAsia untuk kerja sama, tapi akhirnya batal dan ia meluncurkan maskapai sendiri. Nguyen bersama suaminya, Nguyen Thanh Hung, punya mayoritas saham di VietJet melalui Sovico Holdings.
Pertumbuhan VietJet pun sangat pesat. Apalagi setelah sempat mendadani pramugarinya dengan bikini pada rute dan acara tertentu.
Pada Februari 2017 lalu, VietJet melepas saham ke pasar modal dan membuat pemiliknya jadi wanita terkaya di Vietnam.
Penawaran umum saham perdana alias initial public offering (IPO) VietJet Aviation Joint Stock Co (JSC) menambah harta Nguyen sekitar US$ 1,37 miliar (Rp 18 triliun).
Pada akhir 2016 lalu, VietJet mencetak rekor omzet sebesar 27,5 triliun dong atau sekitar Rp 16 triliun. Omzetnya ini naik 39% dari perolehan tahun 2015.
Laba VietJet juga melonjak 113% dari tahun 2015 menjadi 2,5 triliun dong atau sekitar Rp 1,4 triliun tahun lalu.
Sekarang ini VietJet melayani 300 penerbangan sehari untuk 63 rute domestik dan 24 rute internasional. VietJet mengoperasikan 45 armada jet.
Maskapai berbiaya murah ini sudah memesan 200 pesawat dari Airbus dan Boeing. Nilai pesanannya mencapai US$ 23 miliar (Rp 300 triliun).