Pihak McDonald's di India menyatakan, menghentikan perjanjiannya dengan Connaught Plaza Restaurant Ltd (CPRL), karena ada kontrak yang dilanggar dan pembayaran yang tidak dilakukan.
McDonald's akan tetap membuka tokonya di wilayah selatan dan barat India, karena dijalankan oleh operator waralaba yang berbeda.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
McDonald's telah menutup sekitar 40 tokok di Delhi pada Juni lalu, setelah gagal memperbaharui lisensi rumah makan. Pangsa pasar restoran makanan cepat saji di India bernilai US$ 1,5 miliar atau sekitar Rp 19 triliun per tahun, dan tiap tahun naik sekitar 15%. Ini menurut data perusahaan konsultan, Technopak.
Populasi penduduk India yang mencapai 1,25 miliar jiwa menjadi target pasar yang besar untuk bisnis restoran makanan cepat saji.
Namun, pemilik merek dari luar negeri harus menggandeng partner lokal untuk mengoperasikan bisnisnya dan membantu proses birokrasi yang cukup berjenjang. Di India, butuh 50 lisensi untuk dapat mengoperasikan sebuah restoran.
Pihak dari CPRL belum bisa berkomentar terkait permasalahannya dengan McDonald's. Kepada kantor berita setempat, Press Trust of India, CEO CPRL, Vikram Bakshi, mengatakan akan mengambil langkah hukum yang memungkinkan. (wdl/wdl)