Soal pajak pun disinggung Sri Mulyani saat memberikan kuliah umum bertema 'Sadar APBN' di Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Rabu (23/8/2017).
Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini menyinggung soal Norwegia, yang pemerintahnya menjamin penduduknya sejak masih di dalam kandungan hingga wafat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Banyak yang bilang kenapa tidak seperti Norwegia yang mulai dari lahir sampai mati ditanggung negara, bisa saja, tapi kamu tahu Norwegia bayar pajaknya 60%," kata Sri Mulyani.
Dia mencontohkan, dengan menerapkan tarif pajak 60%, maka jika penghasilan penduduknya Rp 10 juta per bulan, kewajiban pajaknya Rp 6 juta.
Dia mengungkapkan, pengakuan seorang teman dekatnya saat di bekerja di Bank Dunia menyebutkan sangat senang bisa hidup di negara nordik seperti Norwegia, yang bersih dari korupsi, infrastruktur tersedia, bahkan kehidupannya ditanggung negara.
"Jangan minta seperti Norwegia tapi tidak mau bayar pajak, kagak ada itu, so if you have compare complete picture, pahami, partisapisi, awasi," jelas dia.
Wanita yang akrab disapa Ani ini menyebutkan, soal pajak pemerintah Indonesia masih dihadapi oleh tantangan yang besar, seperti soal kepatuhan wajib pajak. Apalagi, di 2018 penerimaan perpajakan tumbuh sebesar 9,3%.
"Kalau kita lihat pajak di Indonesia, kepatuhan menjadi tantangan, sesudah tax amnesty kita menaikkan kepatuhan ini, edukasi dan berbagai macam di dalam komunikasi, ada growth (pertumbuhan ekonomi) tapi tidak membuat dunia usaha merasa intimidasi," kata dia. (wdl/wdl)