Di Norwegia Lahir Sampai Mati Ditanggung Negara, Ini Kata Sri Mulyani

Di Norwegia Lahir Sampai Mati Ditanggung Negara, Ini Kata Sri Mulyani

Hendra Kusuma - detikFinance
Kamis, 24 Agu 2017 08:48 WIB
Foto: Hasan Alhabshy
Yogyakarta - Pajak memang menjadi bahasan penting pemerintah, khususnya Kementerian Keuangan pimpinan Sri Mulyani Indrawat. Dalam setiap kesempatan, Sri Mulyani selalu menyinggung pentingnya membayar pajak.

Soal pajak pun disinggung Sri Mulyani saat memberikan kuliah umum bertema 'Sadar APBN' di Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Rabu (23/8/2017).

Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini menyinggung soal Norwegia, yang pemerintahnya menjamin penduduknya sejak masih di dalam kandungan hingga wafat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Sri Mulyani, banyak yang mempertanyakan ke pemerintah Indonesia terkait keberhasilan Norwegia memberikan jaminan bagi masyarakatnya melalui pajak.

"Banyak yang bilang kenapa tidak seperti Norwegia yang mulai dari lahir sampai mati ditanggung negara, bisa saja, tapi kamu tahu Norwegia bayar pajaknya 60%," kata Sri Mulyani.

Dia mencontohkan, dengan menerapkan tarif pajak 60%, maka jika penghasilan penduduknya Rp 10 juta per bulan, kewajiban pajaknya Rp 6 juta.

Dia mengungkapkan, pengakuan seorang teman dekatnya saat di bekerja di Bank Dunia menyebutkan sangat senang bisa hidup di negara nordik seperti Norwegia, yang bersih dari korupsi, infrastruktur tersedia, bahkan kehidupannya ditanggung negara.

"Jangan minta seperti Norwegia tapi tidak mau bayar pajak, kagak ada itu, so if you have compare complete picture, pahami, partisapisi, awasi," jelas dia.

Wanita yang akrab disapa Ani ini menyebutkan, soal pajak pemerintah Indonesia masih dihadapi oleh tantangan yang besar, seperti soal kepatuhan wajib pajak. Apalagi, di 2018 penerimaan perpajakan tumbuh sebesar 9,3%.

"Kalau kita lihat pajak di Indonesia, kepatuhan menjadi tantangan, sesudah tax amnesty kita menaikkan kepatuhan ini, edukasi dan berbagai macam di dalam komunikasi, ada growth (pertumbuhan ekonomi) tapi tidak membuat dunia usaha merasa intimidasi," kata dia. (wdl/wdl)

Hide Ads