Di Agustus 2017 tercatat deflasi umum 0,07% yang merupakan deflasi kedua pada tahun ini setelah periode Maret. Pemicunya adalah kelompok bahan makanan dan transportasi, komunikasi dan jasa keuangan.
Sementara itu, inflasi inti atau inflasi setelah mengeluarkan faktor-faktor yang bersifat volatile dan harga yang ditentukan oleh pemerintah, mencapai 0,28% month on month (mom) alias dibandingkan bulan sebelumnya, yang lebih rendah dari pada bulan Agustus 2016 yang sebesar 0,36% mom.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sejak 2009, inflasi inti meningkat signifikan seiring dengan lonjakan harga komoditas hingga kemudian bergerak datar pada 2015. Penurunan inflasi inti terlihat sejak Desember 2015 hingga Agustus 2017.
Perkembangan Inflasi Bulanan dan Tahunan. Foto: Dok. BTN |
"Hal ini perlu menjadi perhatian serius karena Inflasi Inti bulan Agustus 2017 sebesar 2,98% yoy (year on year/dibanding periode yang sama tahun sebelumnya) merupakan level terendah dalam 14 tahun terakhir," tulis Winang dalam riset yang diterima detikFinance, Senin (4/9/2017).
Menurut Winang, Bank Indonesia (BI) juga mengamini kondisi tersebut dengan menurunkan suku bunga acuan menjadi 4,5%. Di samping memang tidak adanya kejutan yang dikhawatirkan dari Bank Sentral AS Federal Reserve (The Fed).
Laporan BI juga menunjukkan, Konsumsi Rumah Tangga, khususnya untuk Piranti Rumah Tangga dan Peralatan Rumah Tangga, memang sudah mengalami penurunan pertumbuhan sejak 2015 akibat penurunan pendapatan riil mayoritas pekerja di Indonesia.
Inflasi vs Suku Bunga Acuan. Foto: Dok. BTN |
"Bila hal ini dibiarkan lebih lama maka daya beli masyarakat akan semakin merosot dan upaya pemerintah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi melalui Konsumsi Rumah Tangga menjadi tidak ada hasilnya," paparnya. (mkj/mkj)












































Perkembangan Inflasi Bulanan dan Tahunan. Foto: Dok. BTN
Inflasi vs Suku Bunga Acuan. Foto: Dok. BTN