Penjualan Ritel Anjlok Karena Konsumsi Masyarakat Rendah

Penjualan Ritel Anjlok Karena Konsumsi Masyarakat Rendah

Hendra Kusuma - detikFinance
Rabu, 13 Sep 2017 07:15 WIB
Foto: Rachman Haryanto
Jakarta - Pemerintah memastikan konsumsi rumah tangga tetap terjaga, meski pertumbuhannya hanya 4,95% pada kuartal II-2017. Padahal, sejak dua tahun terakhir konsumsi rumah tangga selalu tumbuh di atas 5%.

Konsumsi rumah tangga yang tumbuh 4,95% atau naik tipis jika dibandingkan dengan kuartal I-2017 yang sebesar 4,94%, mengindikasikan terdapat kejanggalan terkait daya beli masyarakat.

Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) menilai, pertumbuhan konsumsi rumah tangga yang tumbuh melambat terbukti dari data penjualan sektor ritel yang merosot tajam dari tahun ke tahun.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Wakil Ketua Apindo Bidang Ritel, Yongky Susilo, mengatakan penjualan sektor ritel Juli tahun ini minus 0,8% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang tumbuh 5,9% (year on year/YoY).

"Sementara untuk Januari-Juli 2017 (year to date/ytd) tumbuh 3,0% atau turun dibanding pertumbuhan Januari-Juli 2016 sebesar 9,5%," kata dia saat dihubungi detikFinance, Jakarta, Rabu (13/9/2017).

Tren penurunan penjualan sektor ritel, kata Yongky, sudah terjadi sejak beberapa tahun belakangan ini, di mana penjualan sepanjang 2015 tumbuh 11,5%, di 2016 pertumbuhannya turun menjadi 7,7%.

Penurunan penjualan sektor ritel terjadi di kategori fast moving costumer goods (FCMG), seperti makanan dan minuman, produk perwatan rumah dan pribadi seperti sabun, kosmetik, pasta gigi, juga termasuk obat-obatan.

Menurut dia, anjloknya penjulan ritel per Juli lebih dikarenakan daya beli khususnya masyarakat bawah yang sudah tidak ada. Sedangkan daya beli kelas menengah ke atas tetap kuat hanya saja masih menahan bahkan mengalihkan belanjanya kepada saving atau tabungan.

"Karena kelas menengah bawah itu ada kenaikan biaya hidup yang berasal dari listrik, makanan, uang sekolah dan sebagainya," ungkap dia. (wdl/wdl)

Hide Ads