Menurut Enggar, hari ini merupakan pertemuan ke-9 kedua delegasi. Dirinya menargetkan, akhir tahun kesepakatan kedua negara, termasuk perjanjian perdagangan bebas, bisa rampung dan ditandatangani.
"Target yang sudah disepakati oleh kedua pemimpin negara menugaskan kepada kami mengupayakan menyelesaikan di tahun ini, CEPA Indonesia-Australia ini kita harapkan perkembangan ekonomi kita lebih baik lagi," jelas Enggar saat pertemuan dengan delegasi Australia di JW Marriot, Jakarta, Senin (2/9/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pasti dari sisi kebutuhan kita mengenai tourism dan infrastruktur, itu antara lain. Tetapi CEPA itu tidak hanya batasin itu. Menyelaraskan kepentingan dari dua negara masing masing. Kita belum siap untuk semua sektor, kalau kita buka lebar semua," terang Enggar.
Dia mengakui, perundingan CEPA dengan Australia cukup lama. Namun demikian, hal tersebut dilakukan agar Indonesia tak merugi.
"Kalau ditanya kenapa lama? Setiap perundingan masing-masing negara mempunyai kepentingannya, selalu menghitung kalau kita beri ini apa benefitnya, apa kerugiannya kita minta ini dari sisi mereka juga sama perhitungannya," pungkas Enggar.
Sementara itu, Deddy Saleh, Kepala Negosiator Indonesia, mengatakan belum banyak hal spesifik yang disepakati. Pihaknya menargetkan semua kesepakatan bisa diselesaikan pada akhir tahun.
"Pada putaran negosiasi 1 sampai 8, banyak kesepakatan yang sudah diambil, terutama di bidang pajak. Di akses pasar masih ada yang harus dinegosiasi. Indonesia belum bisa memberi, Australia sudah bisa. Ini yang harus dinegosiasikan. Soal sapi, mereka meminta untuk dibicarakan, dibebaskan bea masuk. Tapi Indonesia ada pertimbangan. Kelapa sawit sekarang tidak ada bea masuk ke Australia," terang Deddy. (idr/hns)