Hal itu pun dibenarkan oleh PT TIKI Jalur Nugraha Ekakurir (JNE) selaku salah satu perusahaan jasa pengiriman barang. Perusahaan mengakui bahwa memang terjadi peningkatan pengiriman barang.
"Iya memang pengiriman kita meningkat. Mereka yang di toko memang mengaku iya nih sepi. Tapi itu karena ada cara lain masyarakat berbelanja yakni melalui online," kata Direktur Utama JNE Muhammad Feriadi kepada detikFinance, Rabu (4/10/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun tidak seperti yang dikatakan Jokowi bahwa bahwa jasa kurir naik 135% di akhir September. JNE hanya merasakan kenaikan volume pengiriman sekitar 25-30%.
"Angkanya saya tidak bisa disclose tapi sekitar 25-30% peningkatan volume penjualan," imbuhnya.
Kendati begitu untuk rata-rata setiap tahunnya, pihaknya merasakan adanya kenaikan volume pengiriman sekitar 30-40%. Meski kompetisi di bidang pengiriman atau jasa kurir juga semakin ketat.
"Memang pengiriman menjadi pilar ketiga bagi e-commerce. Jadi sangat dibutuhkan. Tapi pemain semakin banyak, kompetisi semakin ketat," tukasnya.
Sebelumnya Jokowi mengaku tidak percaya bahwa daya beli anjlok. Sebab dia menemukan beberapa bukti seperti jasa kurir naik 135% di akhir September.
"Kita ngecek DHL, JNE, Kantor Pos, saya cek. Saya kan juga orang lapangan," kata Jokowi.
Selain itu dia juga melihat adanya kenaikan pajak pertambahan nilai (PPn) yang berasal dari barang atau jasa dalam peredaran dari produsen ke konsumen. Kenaikannya sebesar 12,14% yang diartikan bahwa masih terjadi aktivitas ekonomi. (dna/dna)