Dalam acara yang berlangsung dari Kamis 5 Oktober hingga Jumat 6 Oktober 2017 itu, Susi akan melakukan pertemuan bilateral, salah satunya dengan Norwegia.
Pertemuan bilateral yang digelar pada malam sebelum OOC dimulai itu juga dihadiri oleh Duta Besar RI untuk Roma, Italia merangkap Malta, Siprus, dan San Marino, Esti Handayani; Direktur Jenderal (Dirjen) Pengelolaan Ruang Laut KKP, Brahmantya Satyamurti Poerwadi; Koordinator Staf Khusus Satuan Tugas Pemberantasan Illegal Fishing (Satgas 115), Mas Achmad Santosa, dan beberapa staf KKP serta KBRI.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami follow up beberapa isu yang sudah pernah dibahas sebelumnya. Norwegia itu kan komitmen ke hutan ada US$ 1 miliar (Rp 13 triliun), nanti mereka ada komitmen dengan nilai yang sama untuk laut," kata Susi ditemui di hotel Hilton Malta, St Julian's, Malta, Uni Eropa, Rabu (4/10/2017) waktu setempat.
Susi mengusulkan beberapa hal yang bisa dilakukan Norwegia untuk konservasi laut, mulai dari satellite monitoring, capacity building, bantu penyidik untuk memberantas illegal fishing, dan lain-lain.
"Kalau untuk hutan saja mereka siapkan US$ 1 miliar, seharusnya laut bisa lebih besar lagi karena laut itu jauh lebih luas," ujar Susi.
Selama ini RI dan Norwegia sudah ada kerja sama di bidang kelautan dan perikanan, misalnya menangani kasus illegal fishing secara bersama-sama hingga pertukaran data dan informasi.
KKP juga sudah menawarkan pengusaha Norwegia untuk berinvestasi di Sabang, Pangandaran, dan Karimun Jawa. (ang/wdl)











































