Niger Tertarik Gandeng WIKA Bangun Perumahan, Ini Alasannya

Niger Tertarik Gandeng WIKA Bangun Perumahan, Ini Alasannya

Danang Sugianto - detikFinance
Senin, 16 Okt 2017 19:52 WIB
Foto: Danang Sugianto/detikFinance
Jakarta - Presiden Republik Niger Mahamadou Issoufou tertarik menggandeng PT Wijaya Karya (Persero) Tbk menggarap proyek perumahan di negaranya. BUM konstruksi it menyambut antusias dengan bersiap menjajaki kerja sama.

[Gambas:Video 20detik]


Direktur Utama WIKA, Bintang Perbowo, mengatakan salah satu alasan Niger tertarik menggunakan jasa WIKA lantaran perseroan sudah cukup banyak pengalaman dalam menggarap proyek-proyek di luar negeri, khususnya kawasan Afrika.

"WIKA sudah lama masuk ke Afrika Utara. Kita sudah pernah di Aljazair sudah, di Libya juga, Tunisia, Dubai, Maroko juga. Jadi perjalan WIKA di Afrika Utara mereka tahu. Mereka menanyakan kepada dubes-dubesnya, siapa di Asia sudah punya pekerjaan dan pengalaman di Afrika Utara," tuturnya di Kantor Pusat WIKA, Jakarta, Senin (16/10/2017).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bintang menambahkan, sang Presiden Niger memang menyatakan ingin membangun perumahan yang layak bagi rakyatnya yang berpenghasilan rendah. Sementara WIKA sudah berpengalaman membangun perumahan di Aljazair yang nilainya sekitar Rp 500 miliar.


Selain itu, Presiden Niger juga memberikan sinyal tertarik menggunakan jasa WIKA membangun bandara. Menurut Bintang, dalam pertemuan itu ada delegasi yang terus menayakan proyek pembangunan Bandara di Timor Leste yang dibangun WIKA.

"Selain perumahan, tadi bolak-balik tanya di Timor Leste itu bagaimana, nilai investasinya berapa dan lain-lain," tambah Direktur Operasi WIKA, Destiawan Soewardjono.

Destiawan belum bisa memastikan kapan kerja sama itu bisa terwujud, tapi biasanya akan ada pembahasan sekitar 6 bulan sebelum sepakat memulai proyek.


"Pengalaman di Aljazair kurang lebih 6 bulan proses internal maupun eksternal. Misalnya kita sudah sanggupi nilai di sana, lalu eksternalnya di sana ya kira-kira butuh 4 bulan sampai dengan kontrak," terang Destiawan.

WIKA sendiri berencana menggandeng Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (Indonesia Eximbank), jika Niger meminta untuk ditalangi terlebih dahulu proyek yang dinginkan.

"Memang biasanya mereka ingin beli proyeknya setelah sudah jadi. Kita tidak bisa seperti itu, makanya kita gandeng Eximbank. Tapi nanti dilihat dulu Niger masuk mereka atau tidak," pungkasnya. (hns/hns)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads