Selama dua tahun berturut-turut Indonesia melakukan 7 reformasi yang merupakan jumlah reformasi tertinggi dalam satu tahun terakhir.
Beberapa perubahan yang sudah dilakukan Indonesia, antara lain biaya untuk memulai usaha yang dipangkas menjadi lebih murah, biaya mendapatkan sambungan listrik yang semakin murah, hingga akses perkreditan yang semakin mudah dijangkau.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dorina Georgieva, Operation Analyst World Bank mengatakan, perbaikan kemudahan berusaha di Indonesia bisa dilakukan dengan memperbaiki beberapa indikator yang masih belum maksimal berdasarkan data dari Bank Dunia.
Beberapa indikator yang masih perlu ditingkatkan antara lain, hak pemegang saham minoritas yang saat ini memiliki nilai sekitar 60, pendaftaran properti dengan nilai sekitar 60, dan penegakan kontrak dengan nilai sekitar 50.
Nilai tertinggi berada pada kemudahan pemasangan listrik sekitar 85, kemudahan berusaha 80, pembayaran pajak sekitar 70, perdagangan lintas negara sekitar 65, izin mendirikan bangunan sekitar 64, hingga kemudahan mendapatkan kredit atau pinjaman sekitar 63.
"Bisa dibandingkan dengan negara di regional dan fokus pada perbaikan untuk mencapai perubahan," tutur Dorina melalui video conference di Kantor Perwakilan Bank Dunia di Jakarta, Rabu (1/11/2017).
Selanjutnya, setelah membandingkan berbagai perbaikan yang telah dilakukan Indonesia dengan capaian negara tetangga, pemerintah selaku pembuat kebijakan juga bisa membuat kebijakan untuk meningkatkan peringkat kemudahan berusaha di Indonesia.
"Setelah membandingkan performa negara lain, apa yang dilakukan para pembuat kebijakan selanjutnya menjadi penting," ujar Dorina. (ara/hns)