"Mengenai persoalan kerja, pertama kami Bappenas sedang melakukan kajian dampak dari digitalisasi perekonomian terhadap penciptaan kesempatan kerja," kata Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Kepala Bappenas) Bambang Brodjonegoro di Kantor Bappenas, Jakarta, Senin (13/11/2017).
Kajian yang tengah dilakukan ini dengan mereformasi sistem pendidikan vokasional di Indonesia. Sebab, kata Bambang, banyak sekolah vokasi di Indonesia kurikulumnya tidak sesuai dengan yang dibutuhkan oleh pasar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kulitas pendidikan vokasional yang ditingkatkan, lanjut Bambang, selain untuk menyesuaikan kebutuhan pasar, juga untuk memberikan keterampilan yang lebih baik pada sektor-sektor pekerjaan yang tidak bisa digantikan oleh digital. Seperti tukang ledeng/pipa, jasa cukur rambut, dan jasa membersihkan rumah.
"Jadi kami sedang mencoba lakukan kajian bagaimana dampaknya, tapi kami juga melihat bagaimana caranya apakah ini ada missmatch antara skill yang ada di pasar dengan kebutuhan angkatan kerja ini, ada missmatch terutama di sektor jasa yang terkait dengan pendidikan vokasi," jelas dia.
Oleh karenanya, ke depan pemerintah terus memperbaiki sistem pendidikan vokasional di Indonesia agar sesuai dengan kebutuhan pasar.
"Karena itulah vokasi kita itu kurikulumnya diperbaiki, kedua alatnya diperbaiki, ketiga buruhnya diperbaiki, harus ada pemagangan, hanya dengan empat cara ini. Kurikulum harus disesuaikan karena SMK kita masih terpaku dengan jurusan yang dibutuhkan, di industri kreatif. Justru vokasi ini diperbaiki," ungkapnya. (mkj/mkj)