Jokowi menyampaikan, kondisi ekonomi sekarang jauh berbeda dengan masa lalu, saat ekonomi dunia tumbuh sangat bagus.
"Sekarang berbeda dengan masa lalu. Ini adalah new normal," ungkap Jokowi dalam pidatonya, di Jakarta Convention Center (JCC), Selasa (28/11/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ekonomi dunia tumbuh dulu sampai 5%, sekarang sekitar 3%. China yang tadinya tumbuh 10-12% sekarang jadi sekitar 6%. Begitu juga Indonesia yang tadinya di atas 6%, sekarang ekonominya tumbuh masih cukup stabil di 5%.
"Ya inilah profil yang ada sekarang karena memang berbeda," jelasnya.
Profil yang berbeda, mempengaruhi pengambilan kebijakan pemerintah. Apalagi ada perubahan di sisi pola konsumsi masyarakat.
"Dulu orang senang belanja, ke mal ke toko sekarang, orang konsumsinya berada pada dunia wisata, plesiran. Pergeseran ini harus dimengerti dan pahami," tegas Jokowi.
Dalam tiga tahun terakhir, Jokowi memastikan pihaknya mampu mengeluarkan kebijakan yang sesuai dengan perubahan tersebut. Diawali dengan reformasi struktural, sehingga menuai pengakuan dari dunia internasional.
"Tiga lembaga rating internasional memberikan investment grade (layak investasi), ini pertama kali sejak 1997," imbuhnya.
Selanjutnya adalah perbaikan kemudahan berusaha atau Ease of Doing Bussiness (EODB) yang dikeluarkan oleh Bank Dunia.
"Peringkat EODB meningkat dari 106 ke 91 dan 2018 menjadi 72. Artinya dalam 2 tahun kita sudah melonjak 34 posisi. Ini cepat sekali," ujarnya.
Meski demikian, Jokowi masih banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan ke depannya. Akan tetapi setidaknya ini sebagai momentum peningkatan perekonomian Indonesia. "Ini adalah momentum yang harus dijaga," pungkasnya. (mkj/mkj)