Analisa Pengusaha Soal Kondisi Daya Beli Masyarakat RI

Analisa Pengusaha Soal Kondisi Daya Beli Masyarakat RI

Danang Sugianto - detikFinance
Rabu, 29 Nov 2017 16:10 WIB
Foto: Ardan Adhi Chandra/detikFinance
Jakarta - Presiden Joko Widodo meyakini bahwa daya beli masyarakat Indonesia tidak turun. Namun para pelaku dunia usaha tetap merasakan adanya penurunan daya beli.

Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Rosan Roeslani mengatakan, ada beberapa hal yang mungkin menyebabkan menurunnya daya beli masyarakat. Seperti pergeseran gaya hidup kaum milenial yang lebih senang berbelanja online dan liburan.

"Ada yang bilang karena online, walaupun menurut saya tidak signifikan sangat kecil hanya dibawah 2% (pangsa pasar online). Kemudian shifting orang lebih banyak ke liburan. Mungkin karena kaum milenial ini memang lebih milih experience dari pada barang-barang yang mahal. Mereka bisa selfie bisa sharing, dari pada beli barang mahal," tuturnya saat dihubungi detikFinance, Rabu (29/11/2017).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Menurut Rosan hal itu berimbas ke sektor pariwisata yang terasa meningkat. Sementara sebaliknya, di sektor ritel terasa tertekan, terlihat dari beberapa gerai ritel yang tutup.

Selain itu, dana pihak ketiga (DPK) di perbankan naik dari Rp 4.836,8 triliun di 2016 menjadi Rp 5.142,9 triliun pada September 2017. Hal itu mengartikan masyarakat menahan diri untuk berbelanja. "Jadi persoalannya bukan orang enggak punya duit," imbuhnya.


Rosan juga memandang, penerimaan pajak yang tengah ditingkatkan membuat masyarakat khawatir. Sehingga masyarakat kelas menengah ke atas lebih memilih menahan diri untuk berbelanja.

"Mungkin karena kemarin orang khawatir dikejar-kejar pajak, orang jadi nahan spending," tandasnya. (mkj/mkj)

Hide Ads