Rata-rata Penjualan Toko Ramayana Turun 0,9%

Rata-rata Penjualan Toko Ramayana Turun 0,9%

Danang Sugianto - detikFinance
Minggu, 03 Des 2017 15:02 WIB
Foto: Danang Sugianto/detikFinance
Jakarta - Perbedaan pandangan tentang daya beli masyarakat antara pemerintah dengan pelaku usaha masih berlanjut. Pelaku usaha teriak adanya pelemahan daya beli, sementara pemerintah percaya daya beli masyarakat masih kuat.

Hal itu juga turut dirasakan oleh PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk (RALS). Perusahaan pengelola pusat perbelanjaan masyarakat kelas menengah ke bawah juga ikut merasakan perlambatan daya beli.

Corporate Secretary Ramayana Lestari Sentosa, Setyadi Surya, mengatakan pertumbuhan rata-rata penjualan atau same store sales growth (SSSG) setiap toko dari awal tahun hingga November 2017 dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya turun 0,9%. Itu artinya penjualan rata-rata Ramayana mengalami penurunan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pokoknya Januari-November 2016 dibandingkan Januari-November 2017 -0,9%. Minggu depan kita raker, kita enggak tahu nih tahun depan apakah ekonomi akan membaik," tuturnya di Jatinegara, Jakarta, Minggu (3/12/2017).


Meski begitu, Ramayana hari ini tetap membuka 1 gerai baru dengan konsep premium di Cityplaza, Jatinegara. Gerai yang disebut Ramayana Prime itu menjadi cabang ke 114 milik perseroan dengan luas 8.353 meter persegi.

"Kita tahun ini buka 4 di Harapan Indah, Pondok Aren, Cikupa, dan ini," tuturnya.

Namun pembukaan cabang baru tersebut diakuinya lantaran sudah masuk dalam rencana kerja tahunan perseroan. Sebagai perusahaan publik, ada tanggung jawab untuk merealisasikannya.

"Kenapa buka baru ya enggak ada jalan lain. Kita sudah janji sama investor, tanpa ada ekspansi tidak terjadi pertumbuhan," tambahnya.


Menurut Setyadi dengan catatan SSSG yang masih -0,9% itu seharusnya sulit bagi Ramayana mencatatkan pertumbuhan. Apalagi beban perseroan semakin berat dengan kenaikan tarif listrik, sewa mall hingga upah minimum.

"Sewa mall rata-rata bisa naik 5%, UMP 8,71%, sedangkan pertumbuhan kita enggak ada," tukasnya. (mkj/mkj)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads