Meski tak mudah menjalani kondisi itu, tapi Susi mengaku tetap bahagia karena apa yang dilakukannya tidak dipengaruhi oleh siapa-siapa. Penenggelaman kapal maling ikan hingga penghematan anggaran yang telah dia lakukan justru membawa banyak manfaat bagi negara.
"Saya tahu tidak mudah menjadi orang seperti saya yang dibenci oleh banyak orang. Itu tidak mudah. Tapi ujungnya anda harus happy sama diri sendiri toh. Kalau saya sampai sekarang masih happy, itu karena saya masih punya diri saya sendiri, baik di depan Presiden, DPR, dan juga di depan anda semua," katanya dalam sambutan pada acara peringatan hari anti korupsi di kantornya, Jakarta, Kamis (7/12/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mentalitas anti korupsi, mentalitas anti gratifikasi menurut dia adalah hal yang harus ditanamkan dalam diri sendiri. Dia berharap orang-orang bisa melakukan hal yang sama dengannya, berbuat sesuatu yang baik tanpa dipengaruhi oleh kepentingan kelompok tertentu.
"Simple thing, happy doing good, itulah pilar negara awal. Bukan saya tidak punya rasa takut, tapi saya punya pikiran, apa yang harus benar ya harus benar. Kalau A ya harus A, kalau B ya B," tegasnya.
Baca juga: Susi Belum Puas Hemat Anggaran Rp 8,24 T |
Terakhir, Susi berpesan agar seluruh jajaran dan pegawainya di KKP bisa terus menjaga integritas dalam mengawal sumber daya laut negara. Perlawanan terhadap perbuatan korupsi dipercaya menjadi awal masa depan yang cerah bagi anak cucu di masa mendatang.
"Korupsi adalah penyakit bangsa. Keinginan saya tidak akan pernah luntur, walau keberhasilan belum tercapai. Saya terimakasih ke KKP, KPK, semua punya inisiatif, we have changed our path. Memang belum berhasil sampai ke bawah, tapi ini akan terus dilakukan. Tidak ada lagi kata-kata bersayap, sinkronisasi, harmonisasi, itu tidak ada lagi," tutupnya.











































