Lesu di 2017, Bagaimana Nasib Daya Beli Orang RI Tahun Depan?

Lesu di 2017, Bagaimana Nasib Daya Beli Orang RI Tahun Depan?

Maikel Jefriando - detikFinance
Minggu, 17 Des 2017 13:05 WIB
Foto: Maikel Jefriando
Jakarta - Daya beli masyarakat Indonesia, khususnya kelas menengah ke bawah yang tadinya melemah secara perlahan membaik. Hal ini merupakan efek dari kebijakan moneter yang telah dimulai sejak awal 2017 lalu.

Perbaikan diproyeksikan terus berlanjut seiring kebijakan pemerintah yang meningkatkan jumlah rumah tangga yang menerima subsidi dari yang ditargetkan sekitar 1,4 juta rumah tangga penerimaan subsidi pada akhir tahun ini, menjadi sekitar 10 juta rumah tangga. Pemerintah mengalokasikan kenaikan anggaran bantuan sosial sekitar 33% secara tahunan.

"Kenaikan subsidi ini akan meningkatkan daya beli sekitar 8% untuk setiap rumah tangga setiap bulan," kata Analis Bahana Sekuritas Michael Setjoadi dalam risetnya, Minggu (17/12/2017).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Selama dua tahun mendatang akan ada Pilkada dan Pilpres, tentunya uang yang beredar di masyarakat akan meningkat cukup besar seperti yang telah terjadi di masa lalu, pada akhirnya hal ini akan berdampak positif bagi sektor konsumer," jelasnya.


Bahana juga memaparkan efektivitas dan efisiensi pemerintah dalam menyalurkan subsidi yang menggunakan tiga kartu, dengan peruntukan berbeda. Adalah Kartu keluarga sejahtera yang diperuntukkan untuk menolong keluarga kurang mampu dalam memenuhi kebutuhan pokok seperti pembelian beras, minyak, gula dan kebutuhan pokok lainnya. Kemudian Kartu Indonesia Pintar, untuk memenuhi kebutuhan pendidikan anak sekolah dan Kartu Indonesia Sehat, untuk membantu pengobatan masyarakat bawah.

Hal positif lainnya berasal dari rencana pemerintah menaikkan jumlah keluarga penerimaan subsidi 900 VA dari 2,4 juta keluarga menjadi 6,5 juta keluarga.

Sedangkan untuk harga BBM subsidi, hingga saat ini Bahana meyakini pemerintah belum akan menaikkan harga BBM subsidi sepanjang 2018, meski tren kenaikan harga minyak di pasar global meningkat. Pasalnya, berdasarkan data hingga semester satu 2017, pengguna premium turun menjadi 36% dari total penjualan Pertamina, dibandingkan periode yang sama tahun lalu pengguna Premium mencapai 73%. Sedangkan pengguna Pertalite naik menjadi 45% dari periode yang sama tahun lalu sebesar 14%.

Pemerintah juga akan melanjutkan pembangunan infrastruktur yang pada akhirnya akan memberi dampak bagi penyediaan lapangan kerja. Kenaikan harga komoditas dunia yang semakin stabil akan memberi dampak lanjutan bagi tingkat konsumsi masyarakat.

"Biasanya ada lagi satu tahun dari kenaikan harga komoditas dunia terhadap tingkat konsumsi masyarakat," paparnya. Tahun depan juga akan ada kenaikan upah minimum regional yang diperkirakan secara rata-rata naik sekitar 8,7%.

Berbagai faktor di atas mendorong anak usaha Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (BPUI) ini menaikkan prospek saham konsumer ke Overweight dari yang sebelumnya Neutral karena tahun depan menjadi momentum perbaikan daya beli bagi kelompok kelas menengah-bawah meski masih ada risiko pelemahan untuk sektor retail modern yang belakangan menutup gerai di Indonesia. (mkj/zlf)

Hide Ads