Kekhawatiran yang muncul jika kebijakan ini dihentikan bakal semakin banyak mafia ikan yang merampas hasil laut Indonesia. Benarkah demikian? Pengusaha yang tergabung dalam Kadin berpandangan berbeda.
"Kita sebut dong siapa mafia ikannya. Kalau saya melihatnya, dengan shock therapy saya setuju, dengan adanya 300 lebih yang ditenggelamkan sudah bagus. (Tapi) mau sampai berapa? 500 (kapal)? Kalau sudah bisa dikasih ke yang lain, kenapa enggak?," ujar Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Kelautan dan Perikanan, Yugi Prayanto di Jakarta, Rabu (10/1/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, para pihak harus positif thinking, dengan dihentikannya penenggelaman kapal tidak akan menyuburkan mafia ikan. Tentu saja harus ada solusi pengganti kebijakan tersebut.
"Shock therapy tetap efektif dong. Orang tetap sudah takut, itu saja sebenarnya, dan tetap juga dijaga dengan pengawasan," lanjutnya.
Namun saat ini belum ada solusi pasti yang disarankan oleh Kadin.
"Ya pengawasan dong, dari TNI dan segala macam. Kita selalu bilang ini itu dicuri tapi kita selalu enggak mau mengawal itu, karena anggaran angkatan laut juga terbatas," tambah dia.











































