Perencana keuangan, Aidil Akbar menjelaskan untuk berinvestasi memang harus disesuaikan dengan tujuannya. Kemudian juga harus memperhatikan profil risiko investor.
Dengan uang Rp 140 juta, bisa digunakan untuk biaya kuliah anak dan jika diinvestasikan instrumen reksa dana keuntungan yang didapat bisa sampai Rp 2 miliar dalam jangka waktu 15 tahun–17 tahun.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau diinvestasikan dalam jangka panjang, bisa untuk membiayai kuliah anak 17 tahun lagi, keuntungannya bisa Rp 1 miliar – Rp 1,5 miliar, tapi kalau disimpan di reksa dana," kata Aidil saat dihubungi detikFinance, Sabtu (20/1/2018).
Aidil menjelaskan, sebenarnya untuk dana Rp 140 juta saat ini bisa digunakan untuk biaya kuliah selama 4 tahun.
Dia menjelaskan, saat ini dana pendidikan setiap tahun secara rata-rata naik 15%, untuk kampus negeri seperti UI, ITB, Unair, Unpad 18%, kemudian untuk swasta naik 20-25%.
Karena itu, jika berinvestasi untuk pendidikan harus pada produk keuangan yang returnnya di atas 15% agar mengimbangi kenaikkan biaya pendidikan. Memang untuk investasi di pasar modal memiliki risiko yang tinggi, namun sesuai dengan imbal hasil yang akan didapatkan.
Aidil menjelaskan, untuk investasi jangka panjang di atas 5 tahun maka risiko akan turun dengan sendirinya. "Risiko akan turun pelan-pelan, untuk investasi jangka panjang kemungkinan untuk rugi itu kecil. Biasanya di atas 5 tahun risiko sudah mulai turun," ujar dia.
Investasi Reksa Dana
Aidil menjelaskan jika berinvestasi di reksa dana saham dengan uang sebesar Rp 140 juta bisa mendapatkan kembali Rp 1,5 miliar hingga Rp 2 miliar. Tapi ada syaratnya, Aidil mengungkapkan dana ini harus diinvestasikan selama 15 tahun hingga 17 tahun. Karena, investasi jangka panjang memiliki risiko yang lebih rendah.
"Dengan dana Rp 140 juta disimpan di reksa dana saham selama 17 tahun bisa dapat Rp 1,5 miliar sampai Rp 2 miliar, karena investasinya jangka panjang," terang Aidil
Dia menjelaskan, untuk investasi jangka panjang memang akan mengalami penurunan risiko. Biasanya, penurunan risiko terjadi pada tahun kelima berinvestasi.
"Untuk jangka panjang, risiko akan terus turun. Mulai bulan kelima biasanya sudah turun. Tapi memang juga harus mewaspadai sejumlah kasus ya, secara umum aman lah," ujar dia.
Selain reksa dana, Aidil menjelaskan masyarakat juga bisa berinvestasi di pasar modal melalui saham untuk mendapatkan imbal hasil yang besar dalam jangka panjang. Kemudian logam mulia atau emas juga bisa jadi instrumen investasi yang cocok bagi masyarakat yang ingin berinvestasi namun tidak terlalu lama. (hns/hns)