Dari tempat acara dialog di lapangan Desa Gandong Arum, Amran bersama Gubernur Jawa Timur Soekarwo atau akrab disapa Pakde Karwo langsung menuju lokasi/lahan tempat panen raya dengan berjalan kaki.
Hadir juga di sana Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Kemendag Tjahja Widjayanti, Ketua KPPU Syarkawi Rauf, serta Kabareskrim Polri Komjen Pol Ari Dono Sukmanto.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
"Jadi kita lihat hari ini Alhamdulillah kita memasuki panen raya yang kita nanti-nanti. Kita lihat juga dari atas heli, kita keliling Jawa Timur bersama Bapak Gubernur, dan lainnya, untuk menyaksikan dari udara, meyakinkan hari ini bahwa panen sudah masuk, memulai panen raya," kata Amran di lokasi Panen, Brojonegoro, Senin (22/10/2018).
Amran menjelaskan, panen raya kali ini dilakukan di lahan seluas 1.800 hektar. Dari situ, padi yang bisa dipanen mencapai sekitar sembilan ton perhektarnya. Artinya, secara kasar panen yang bisa didapat sekitar 16.000 ton.
"Hitung-hitungan kita, di tempat ini, itu hari ini yang bisa dipanen itu 1.800 hektar. Itu dari laporan Pak Bupati," jelas Amran.
Amran pun mengatakan, dalam masa panen ini nantinya Indonesia akan bisa memiliki lahan panen seluas 2 juta hektar dalam waktu dekat. Untuk bulan Februari nanti sekitar 1,7 juta hektar
![]() |
"Seluruh Indonesia, satu bulan, satu minggu itu kurang lebih dua juta hektar. Kalau Februari 1,7 juta hektar. Kita hitung-hitung itu produksinya bisa sampai 5 sampai 6 juta ton beras, kebutuhan perbulan hanya 2,5 juta ton," jelasnya.
Panen raya ini dilakukan Amran di tengah langkah Kementerian Perdagangan (Kemendag) yang membuka keran impor beras sebanyak 500.000 ton di awal tahun 2018 ini. Amran pun enggan untuk mengomentari langkah impor tersebut.
"Kami domainnya hanya produksi, ini kita sedang di tengah sawah. Aku ceritanya produksi, SK kami adalah bagaimana meningkatkan produksi," pungkasnya.
![]() |