Tol Laut Angkut 1.000 Ekor Sapi, Kebutuhan Jakarta 19.500 Ekor

Tol Laut Angkut 1.000 Ekor Sapi, Kebutuhan Jakarta 19.500 Ekor

Selfie Miftahul Jannah - detikFinance
Rabu, 31 Jan 2018 11:44 WIB
Foto: Dok PT Pelni-Hasan Alhabshy
Jakarta - Program tol laut yang digagas Presiden Joko Widodo (Jokowi) masih dipertanyakan efektivitasnya. Mengingat, harga daging masih juga mahal meskipun program tol laut yang salah satunya mengangkut sapi potong sudah beroperasi selama 2 tahun.


Pihak Pelni mengatakan, kapal pengangkut ternak dari NTT ke Jakarta masih kurang. Karena, dengan kapal yang ada saat ini, hanya ada 1.000 ekor sapi yang bisa diangkut ke Jakarta dari Nusa Tenggara Timur (NTT).

Padahal, kebutuhan sapi di ibu kota mencapai 650 ekor sapi potong per hari atau 19.500 ekor per bulan. Artinya, sapi yang diangkut lewat tol laut baru bisa mencukupi 5 % dari total kebutuhan konsumsi di Jakarta. Saat ini kekurangan pasokan di DKI masih disuplai dari Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat dan impor.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Kondisi itu membuat harga daging sapi di ibu kota masih sulit diturunkan.

"Potensi ternak yang siap dipasarkan dari NTT, yang didaftarkan secara online oleh para peternak setiap dua minggu antara 500 sampai dengan 700 ekor, namun yang dapat diangkut dengan kapal ternak baru 500 ekor. Jadi potensinya masih ada namun kapalnya masih terbatas, baru 1 kapal," kata Manager PR & CSR PT Pelni (Persero) Akhmad Sujadi kepada detikFinance, Senin (30/1/2018).

Adapun, kapal ternak yang dimaksud adalah bagian dari program tol laut Presiden Joko Widodo (Jokowi) yakni Kapal Cemara Nusantara 1 yang berlayar dua kali dalam sebulan dengan menempuh perjalanan sekitar 5 hari sekali perjalanan.

Akhmad menjelaskan, saat ini kapal ternak yang ada sudah berjalan penuh dengan trayek kapal NTT-Surabaya-Cirebon-Tanjung Priok.

"Kapal ternak kapasitasnya 500 ekor sapi. Saat ini trayek kapal ternak baru 1 NTT-Surabaya-Cirebon-Tanjung Priok (Jakarta). Pulang pergi Muatan sapi hanya ada dari NTT ke Jakarta," kata dia.


Akhmad menjelaskan, meskipun baru satu kapal, efektivitas kapal berdampak positif bagi peternak, pelaku usaha daging dan juga sapi-sapi yang diangkut.

Kapal ternak bersubsidi ini sangat membantu peternak, biaya angkutan sapi dari NTT/NTB ke DKI Jakarta seharusnya Rp 1, 5 juta, namun peternak cukup membayar Rp 330 ribu per ekor. Sisanya dibayar pemerintah melalui subsidi kepada operator transportasi yang mendapat penugasan.

"Selain (ongkosnya) murah, kapal ternak ini dapat mengurangi waktu tempuh dari 14 hari menjadi 5 hari. Mencegah turunya bobot sapi dari 22 % menjadi 7-12 % bobot hidup ketika tiba di tujuan," kata dia. (dna/dna)

Hide Ads