Menurut Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto ada hal di era digitalisasi yang mesti diterapkan kepada para tenaga kerja, yakni bahasa dan Informasi dan Teknologi (IT).
"Talent ekonomi di digital karena ekonomi digital itu ada beberapa persyaratan salah satu bagaimana anak-anak muda mempunyai bahasa yang wajib dikuasi untuk masuk ke digital ekonomi. Nah bahasanya adalah statistik dan coding. Jadi digital ekonomi itu tak hanya didominasi hanya mereka yang sekolah teknologi," kata Airlangga di Kemenko Perekonomian, Jakarta Pusat, Rabu (31/1/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lantas, pihaknya juga telah mengambil langkah kongkret untuk meningkatkan mutu tenaga kerja, yakni dengan memberi pengajaran di akademi perindustrian itu sendiri.
"Kalau di perindustrian seluruh akademi yang ada di perindustrian 9 akademi hampir seluruhnya kita persiapkan untuk ajari coding dan statistik karena itu kita akan bicara soal internet of things kan tidak hanya seluruh industri tapi makanan dan minuman juga," tuturnya.
Lebih lanjut, untuk industri perdagangan online atau e-commerce pihaknya telah memberikan pelatihan yang di mana latihan tersebut dimasukan ke dalam jaringan e-commerce.
"Kalau e-commerce perindustrian sudah buat e-smart IKM yaitu konsep untuk consumer to consumer atau business to consumer platform dan di situ perindustrian mendorong untuk vendor atau small media diberikan pelatihan di dalam jaringan e-commerce," terangnya.
"Kedua, kita memberikan pelatihan standardisasi produk, mutu produk dan ketiga tentu logistik dari produk itu sendiri, keempat kesiapan dari tenaga kerja, kelima kesiapan modal kerja itu sendiri. Jadi dengan adanya mereka ikut e-commerce mereka bisa punya akses untuk memperoleh KUR," sambung pria yang juga menjabat sebagai ketua Golkar ini.
Sementara itu, Menteri Ketenagakerjaan Hanif Dhakiri mengatakan bahwa pihaknya akan memfokuskan pelatihan terhadap jurusan IT di era digitalisasi ini. Hal itu dilakukan dengan meningkatkan mutu pendidikan di balai latihan kerja.
"Kita kan ada kejuruan IT di balai latihan kita, IT ini kita genjot sekaligus kita upgrade agar lebih baik. Salah satu fokusnya di Kemnaker kita punya program 3R, reorientasi, revitalisasi, rebranding. Reorientasi itu gimana kita bisa lebih fokus dalam memberikan pelatihan," ungkap Hanif.
"Jadi kalau dalam kasus di Bekasi ada 19 kejuruan, sekarang kita kerucuti tinggal 2-3 (kejuruan) salah satu IT. Kejuruan IT diupgrade, proses upgrade untuk masuk ke animasi dan games, kapasitasnya naik. dulu kejuruannya banyak tapi kapasitasnya paling 300 orang kalau sekarang satu kejuruan bisa 7000 (orang) jadi lebih bunyi," tutupnya. (ara/ara)